Bupati Bartim sebut safari Ramadhan miliki tiga makna penting

id Pemkab bartim, ampera ay mebas, safari ramadhan, tamiang layang, barito timur, bulan ramadhan, kerukunan umat beragama, toleransi antar sesama

Bupati Bartim sebut safari Ramadhan miliki tiga makna penting

Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas (berdiri) memberikan sambutan di acara buka puasa pemerintah daerah, PKK, GOW, Dharma Wanita dan masyarakat, Tamiang Layang, Sabtu, (18/5/2019). (Foto Antara Kalteng/Habibullah)

Tamiang Layang (ANTARA) - Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah Ampera AY Mebas mengatakan, buka puasa bersama dalam safari Ramadhan memiliki tiga makna penting yang bermanfaat bagi semua pihak, baik pemerintah kabupaten maupun masyarakat.

"Tiga makna penting yang terangkai dalam safari Ramadhan yakni ibadah, silaturahmi dan kepedulian," katanya kepada Antara Kalteng di Tamiang Layang, Minggu.

Ibadah yaitu sebagai wujud dari pelaksanaan ajaran dan perintah agama, dimaknai dengan menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian silaturahmi adalah menguatkan hubungan antara masyarakat dengan kepala daerah beserta jajaran, termasuk forum koordinasi pimpinan daerah.

Sedangkan kepedulian, yakni mewujudkan rasa peduli terhadap masyarakat dengan saling berbagi kepada sesama. Hal ini berkaitan pula dengan perwujudan ibadah, berupa jalinan hubungan yang baik terhadap sesama manusia.

Safari Ramadhan tahun 2019 yang digelar pemkab itu, dilaksanakan di 12 titik berbeda yang tersebar di sebanyak delapan kecamatan.

"Safari Ramadhan juga bertujuan untuk mewujudkan toleransi antar umat beragama yang ada di Bartim," terangnya.

Ampera menjelaskan, melalui safari Ramadhan, tri kerukunan umat beragama juga dapat dicapai. Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah, dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat yang rukun dalam keberagaman agama.

Kehidupan masyarakat di Bartim yang majemuk terdiri dari aneka suku bangsa dan agama, merupakan aset yang patut dipupuk, dirawat dan dipertahankan. Kemajemukan itu, jangan sampai menjadi dinding penghalang dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan.

"Nantinya kami harapkan bisa terwujud suatu kebersamaan antara ulama, umara dan umat. Makanya masing-masing pihak harus saling mendukung dalam pembangunan di daerah," tegasnya.

Masyarakat diimbau untuk saling menghormati dan mampu menunjukkan sikap tenggang rasa antar sesama selama bulan Ramadhan. Yakni bagi yang tidak berpuasa, hendaknya menghargai mereka yang berpuasa dengan tidak makan dan minum dihadapannya.