Ekonomi jadi faktor pemicu maraknya seks online

id seks online,faktor ekonomi,Ekonomi jadi faktor pemicu maraknya seks online

Ekonomi jadi faktor pemicu maraknya seks online

Ilustrasi - Kasatlantas Polres Serang Kota, AKP Ali Rahman (tengah) memberikan imbauan kepada sejumlah warga yang terjaring razia di sejumlah tempat kos yang kerap dijadikan tempat prostitusi saat Patroli Ramadan di Kawasan Kaligandu, Serang, Banten, Selasa (14/5/2019) dini hari. ANTARA FOTO/Dziki Oktomauliyadi/af/ama (ANTARA FOTO/DZIKI OKTOMAULIYADI)

Nunukan (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengedali Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menilai fenomena maraknya seks online tidak terlepas dari desakan ekonomi keluarga dan kurangnya kepedulian orangtua yang mengakibatkan anak-anak remaja atau orang dewasa yang menggeluti bisnis seks terus berlangsung.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan DP3AP2KB Kabupaten Nunukan, Ari Sugias Tuti, Selasa menjelaskan, beberapa kasus seks bebas yang pernah ditanganinya disebabkan oleh faktor ekonomi dan kepedulian orangtuanya.

Oleh karena itu, dia selalu memberikan pemahaman kepada orangtua melalui forum-forum, kelompok ibu dan organisasi perempuan lainnya.

Mengenai adanya seks online yang terselubung di Kabupaten Nunukan, Ari menyatakan, belum mendapatkan informasi valid tetapi ditengarai memang ada bisnis semacam ini. "Tidak tertutup kemungkinan memang ada seks online di Nunukan ini," ujar dia.

Ia menekankan, DP3AP2KB Nunukan juga akan terus menggalang kerja sama dengan Satpol PP untuk melakukan razia di penginapan atau hotel untuk memastikan adanya seks online di daerahnya.

Ari berpandangan, pelaku seks komersil ini selalu beralasan ekonomi keluarga yang menjadi pemicunya. Namun diindikasikan banyak aspek yang membuat kalangan remaja dan orang dewasa tanpa suami ini melakoni pekerjaan tersebut.

Ia mencontohkan, semakin canggihnya alat komunikasi juga menjadi memudahkan berkomunikasi dengan orang lain. DItambah pergaulan dengan kalangan menengah ke atas (high class) sehingga perempuan ekonomi lemah ini terpengaruh dengan penampilan rekan-rekannya.

Kemudian, tuntutan anak-anaknya juga menjadi salah satu faktor sehingga orangtuanya yang berstatus janda terpaksa melakukan seks online. Misalnya, anaknya butuh telepon seluler sebagaimana yang dimiliki anak seusianya di sekolah atau tetangga. SEmentara orangtuanya tidak memiliki kemampuan untuk membelikannya.

Seks online di Kabupaten Nunukan pada umumnya pelaku atau perempuannya berasal dari luar daerah. Adapun hotel yang sering dijadikan tempat mangkal di sekitar alun-alun kota.