Hut ke-17 introspeksi perkembangan pembangunan, kata Bupati Sukamara
Sukamara (ANTARA) - Bupati Sukamara, Kalimantan Tengah Windu Subagio menganggap peringatan hari jadi ke-17 kabupaten setempat, momentum sekaligus sarana introspeksi terhadap perkembangan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
"Hut ke-17 ini tentunya harus jadi introspeksi terhadap apa yang telah dan akan kita lakukan demi kemajuan pembangunan dan kesejahteraan bagi masyarakat di kabupaten sukamara," kata Windu di Sukamara, Selasa.
Menurut dia sebagai kabupaten yang telah berusia 17 tahun, Kabupaten Sukamara telah menapaki perjalanan sejarah yang cukup panjang dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.
Windu mengatakan hut ini juga secara filosofis bermakna retrosfektif yaitu dengan sebuah peringatan hari ulang tahun, dan pemerintah berupaya untuk menengok masa lalu sebagai sebuah mata rantai sejarah dan sebuah masa lalu adalah pondasi yang sangat bernilai sebagai referensi, menapaki masa kini dan masa depan.
Baca juga: Jalan Kunci-Jelai Sukamara rencananya diperbaiki 2020
"Introsfektif artinya peringatan HUT dapat dijadikan sebagai sarana mawas diri atau introspeksi diri, dengan demikian setiap perjalanan kehidupan ini selalu bermakna karena mampu memberikan jawaban atas persoalan kekinian serta responsif dengan tantangan ke depan," katanya.
Pria yang pernah menjadi Wakil Bupati Sukamara itu pun menyatakan bahwa rasa cinta dan rasa memiliki terhadap kabupaten ini, hendaknya terpatri dalam dada, tercermin dalam sikap dan mewujud dalam laku setiap diri pribadi masyarakat.
"Rasa cinta dan bangga terhadap daerah ini harus termanifestasi dalam kerja keras, kerja ikhlas dan kerja cerdas sesuai dengan potensi dan profesi kita masing-masing," demikian Windu.
Baca juga: Sukseskan penanaman 25 pohon seumur hidup, kata Wabup Sukamara
Baca juga: Kepala desa di Sukamara diingatkan tidak diskriminatif
"Hut ke-17 ini tentunya harus jadi introspeksi terhadap apa yang telah dan akan kita lakukan demi kemajuan pembangunan dan kesejahteraan bagi masyarakat di kabupaten sukamara," kata Windu di Sukamara, Selasa.
Menurut dia sebagai kabupaten yang telah berusia 17 tahun, Kabupaten Sukamara telah menapaki perjalanan sejarah yang cukup panjang dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.
Windu mengatakan hut ini juga secara filosofis bermakna retrosfektif yaitu dengan sebuah peringatan hari ulang tahun, dan pemerintah berupaya untuk menengok masa lalu sebagai sebuah mata rantai sejarah dan sebuah masa lalu adalah pondasi yang sangat bernilai sebagai referensi, menapaki masa kini dan masa depan.
Baca juga: Jalan Kunci-Jelai Sukamara rencananya diperbaiki 2020
"Introsfektif artinya peringatan HUT dapat dijadikan sebagai sarana mawas diri atau introspeksi diri, dengan demikian setiap perjalanan kehidupan ini selalu bermakna karena mampu memberikan jawaban atas persoalan kekinian serta responsif dengan tantangan ke depan," katanya.
Pria yang pernah menjadi Wakil Bupati Sukamara itu pun menyatakan bahwa rasa cinta dan rasa memiliki terhadap kabupaten ini, hendaknya terpatri dalam dada, tercermin dalam sikap dan mewujud dalam laku setiap diri pribadi masyarakat.
"Rasa cinta dan bangga terhadap daerah ini harus termanifestasi dalam kerja keras, kerja ikhlas dan kerja cerdas sesuai dengan potensi dan profesi kita masing-masing," demikian Windu.
Baca juga: Sukseskan penanaman 25 pohon seumur hidup, kata Wabup Sukamara
Baca juga: Kepala desa di Sukamara diingatkan tidak diskriminatif