Para orang tua antusias dampingi anaknya di hari pertama sekolah

id pemkot palangka raya,pemerintah kota,hari pertama masuk sekolah,taman kanak-kanak,orang tua murid,kota cantik,tak purwanida II

Para orang tua antusias dampingi anaknya di hari pertama sekolah

Aktivitas hari pertama masuk sekolah di Taman Kanak-kanak (TK) Purwanida II Kota Palangka Raya, Senin, (15/7/19). (Foto Istimewa)

Palangka Raya (ANTARA) - Para orang tua di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah rela terlambat masuk kerja hanya untuk mengantarkan sekaligus mendampingi anaknya masuk di hari pertama sekolah, sebab momen itu sangatlah penting bagi mereka guna mengetahui guru dan lingkungan sekolah.

"Hari pertama masuk sekolah Taman Kanak-kanak (TK) sangatlah berkesan bagi saya. Hal ini dikarenakan pertama kalinya saya mengantar anak masuk sekolah," kata Muhammad Abidin yang merupakan salah satu orang tua murid di TK Purwanida II, Palangka Raya, Senin.

Abidin mengatakan, hari pertama mengantar anak masuk sekolah itu, menjadi pengalaman berharga dan tidak bisa dilupakan. Pada usia tersebut, anak-anak masih sangat dekat dengan orang tuanya, sehingga sudah seharusnya hal itu dilakukan.

Apalagi anak-anak perlu waktu yang tidak sedikit untuk beradaptasi di lingkungan sekolah dan belum memiliki teman bermain. Jika nantinya sudah beradaptasi serta memiliki teman, tentu mereka bisa ditinggal tanpa harus didampingi para orang tua

"Paling tidak, selama tiga hari pertama kami mendampingi anak-anak pergi ke sekolah, barulah setelahnya dicoba untuk mandiri setelah mereka mengenal lingkungan dan memiliki teman," jelasnya.

Mengenai jam masuk kerjanya, ia sudah meminta izin kepada pimpinan di kantor. Beruntung orang-orang tempat ia bekerja termasuk atasannya, memaklumi hal tersebut yang menyebabkan ia terlambat dalam beberapa hari kedepan.

Sementara itu, hal serupa juga dilakukan Rusmalawati yang mengantarkan anaknya masuk Sekolah Dasar Negeri 5 Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya. Di awal masuk sekolah itu anaknya tidak bisa pisah dengan dirinya.

Bahkan saat pencarian kursi dan meja belajar di dalam ruang kelas di sekolah, anaknya meminta sang ibu tidak pulang hingga lonceng berbunyi.

"Mendampingi anak sekolah seperti ini saya yakin hanya beberapa hari saja, setelah itu secara bertahap anak akan bersedia ditinggal," ungkapnya.