Pelaksanaan PLTB di Seruyan tidak mendapat dukungan CSR

id pemkab seruyan,pemerintah kabupaten seruyan,kuala pembuang,seruyan,pertanian,dkpp,sugian noor,csr,pltb

Pelaksanaan PLTB di Seruyan tidak mendapat dukungan CSR

Kepala DKPP Seruyan Sugian Noor saat memaparkan tentang pola pertanian pengelolaan lahan tanpa bakar saat Rakor Karhutla beberapa waktu lalu di Kuala Pembuang. (Foto Istimewa)

Kuala Pembuang (ANTARA) - Pelaksanaan pola pertanian dengan sistem pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah hingga saat ini belum mendapat dukungan dari program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).

"Sampai sekarang belum ada realisasinya, padahal dukungan CSR sebenarnya adalah suatu keharusan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Seruyan Sugian Noor di Kuala Pembuang, Jumat.

CSR merupakan wujud pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Sudah semestinya perusahaan melaksanakan pengembangan lingkungan sekitar melalui program-program sosial yang mereka miliki, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan utama masyarakat.

Menurut Sugian, biaya PLTB cukup mahal dan membuat petani kesulitan melakukan cetak sawah. Biaya cetak sawah mencapai Rp18 juta per hektare menggunakan exavator dan sebanyak Rp15 juta per hektare untuk membersihkan tunggul di lahan persawahan.

"Oleh karena itu, dana CSR sangat diperlukan petani dalam mengelola lahan tanpa bakar, sehingga mereka bisa bertani dan menjadikan Bumi Gawi Hatantiring swasembada pangan," jelasnya.

Hal ini cukup mendapat perhatian dari pihaknya, sebab sektor pertanian memiliki peran penting dalam upaya percepatan pembangunan. Selain itu juga memiliki dampak positif terhadap kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Menindaklanjuti masalah itu, sebagai salah satu solusi dari pemerintah kabupaten, yaitu merumuskan kebijakan dan mekanisme yang tepat dalam mengarahkan potensi dana CSR yang ada pembiayaan usaha-usaha pertanian.

"Agar pemerintah kabupaten merumuskan kebijakan yang sesuai dan dapat mengarahkan potensi dana CSR pada usaha-usaha pertanian, diperlukan strategi yang tepat sehingga usaha-usaha pertanian bisa mendapat perhatian," tutur Sugian.