Penjual bendera di Sampit berharap penghasilan tidak menurun

id Penjual bendera di Sampit berharap penghasilan tidak menurun,Sampit,Kotim,Kotawaringin Timur,Kemerdekaan

Penjual bendera di Sampit berharap penghasilan tidak menurun

Seorang warga memilih bendera merah putih di salah satu penjual bendera di Jalan Achmad Yani Sampit, Senin (29/7/2019). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (ANTARA) - Menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus, penjual bendera mulai bermunculan di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah.

"Mudah-mudahan saja penjualan tahun ini tetap tinggi karena saat ini pengeluaran masyarakat sedang banyak karena ada momen hampir bersamaan seperti tahun ajaran baru sekolah dan Hari Raya Idul Adha," kata Rusdi, penjual bendera di Jalan Achmad Yani Sampit, Senin.

Rusdi atau akrab disapa Amat mengaku sudah berjualan bendera di Sampit sejak 1991. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan musiman, sama seperti dia menjual kembang api saat bulan suci Ramadhan karena sehari-harinya dia berjualan makanan dan minuman di kawasan Pelabuhan Sampit.

Berbagai jenis dan ukuran bendera dijual dengan harga mulai Rp25.000 hingga Rp200.000 tergantung jenis dan ukuran. Barang dagangan itu didatangkan dari Banjarmasin Kalimantan Selatan.

Untuk berjualan setiap tahunnya, Rusdi membeli barang Rp30 juta hingga Rp50 juta dari Banjarmasin untuk dijual di Sampit. Barang itu dijual di empat lokasi di Sampit, yakni untuk Rusdi sendiri dan anak-anaknya yang berjualan di tiga lokasi lainnya.

Pembeli bendera cukup beragam, mulai masyarakat, instansi pemerintah dan swasta. Biasanya pembeli cukup banyak adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Rusdi juga menjual lampu hias untuk melengkapi dagangannya. Tujuannya agar pembeli bisa membeli semua kelengkapan yang dibutuhkan.

Rusdi tidak menyebut nominal keuntungan yang didapat, namun setiap tahun rata-rata 40 persen barang dagangannya terjual. Angka tersebut menurutnya sudah cukup tinggi karena harga bendera tiap tahun umumnya baik.

"Kalau rugi sih, alhamdulillah tidak sampai. Yang jelas, kalau barang tidak habis kan tidak rusak karena bisa disimpan untuk dijual lagi tahun depan," ucap Rusdi.

Rusdi mengakui, menjual bendera masih menguntungkan sehingga sampai kini tetap berjualan meski hanya setiap tahun. Dia berharap penjualan bendera tetap ramai sehingga membawa keuntungan lumayan.