Fasilitas bandara dinilai layak dukung Kalsel jadi Ibu Kota RI

id General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor Indah Preastuty,Bandara Syamsuddin Noor,pemindahan Ibu Kota RI ke Kalimantan Selatan

Fasilitas bandara dinilai layak dukung Kalsel jadi Ibu Kota RI

Kepala Biro LKBN Antara Kalsel Nurul Aulia Badar berbincang akrab dengan General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor Indah Preastuty dalam rangka kunjungan silaturahmi ke kantor otoritas bandara itu. (Antaranews Kalsel/Yose Rizal)

Banjarmasin (ANTARA) - General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor Indah Preastuty mengatakan pengembangan Bandara Syamsuddin Noor yang kini sedang dalam proses pembangunan sangat layak untuk mendukung pemindahan Ibu Kota RI ke Kalimantan Selatan.

Menurut Indah saat menerima Kepala Biro Antara Kalimantan Selatan Nurul Aulia Badar di ruangan kerjanya, Kamis, manajemen PT Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Udara Syamsudin Noor Banjarmasin, siap mengantisipasi perpindahan ibukota negara, yang dipastikan pindah dari Jakarta ke Kalimantan.

"Jika ditanya kesiapan, kami siap apalagi pengembangan bandara tengah dijalankan," katanya.

Ia mengatakan, meski pun rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan tidak masuk dalam perencanaan pengembangan Bandara Syamsudin Noor tetapi fasilitas, sarana dan prasarana sudah sangat mendukung.

Disebutkan mantan CO General Manager Bandara Hasanuddin Makassar itu, konsep pengembangan Bandara Syamsudin Noor bersifat jangka panjang.

Baca juga: Komponen mahasiswa nyatakan Kalteng terbuka sebagai Ibu kota Negara

"Konsep pengembangan Syamsudin Noor jangka panjang dan mampu menampung 3,8 juta orang per tahun dan lima tahun ke depan sanggup menampung 7 juta hingga 10 juta penumpang per tahun," ungkapnya.

Di sisi lain, luasan lahan yang sudah dimiliki keseluruhan mencapai 300 hektare sehingga bisa membangun sarana prasarana maupun fasilitas penunjang lain sesuai kebutuhan untuk sebuah bandara besar.

"Intinya, pengembangan bandara ini konsepnya bertumbuh disesuaikan kebutuhan. Saat ini pengembangan tahap pertama, bisa disusul dengan tahap kedua dan ketiga disesuaikan kebutuhan," jelasnya.

Dikatakan, pengembangan Bandara Syamsudin Noor diharapkan mampu meningkatkan penumpang sektor pariwisata karena penumpang yang datang disebabkan faktor kedinasan dan keluarga juga tenaga kerja.

Baca juga: Ibu kota pindah, akankah ganjil-genap tetap diterapkan?

"Ke depan, kami siap menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kedatangan penumpang dari sektor pariwisata sehingga bisa menarik lebih banyak kunjungan wisata ke Kalsel," ujarnya.

Ditekankan, pihaknya juga sudah menyiapkan langkah meningkatkan pariwisata, salah satunya melalui penyiapan fasilitas dalam bentuk gerai kesenian daerah baik berupa gambar maupun suara.

"Kami akan siapkan gerai khusus untuk menyambut wisatawan dan mereka yang datang bisa langsung merasakan aura lokal baik dengan penampilan tarian, gambar maupun musik khas Banjar," kata dia.

Ditekankan, kekhasan bandara juga bisa dilihat dari udara berbentuk berlian dan jukung (perahu tanpa mesin), sedangkan interior dalam gedung ditambah dengan ornamen khas daerah setempat.

Terkait kesiapan sumber daya manusia mendukung bandara baru, pihaknya menggunakan teknologi untuk memantau dan mengawasi seluruh aktivitas baik dalam maupun luar lingkungan bandara.

"Pengembangan bandara tidak berbanding lurus penambahan SDM karena kami menggunakan teknologi dengan memasang CCTV sehingga bisa mengawasi tanpa memerlukan kehadiran petugas," katanya.

Baca juga: Muhammadiyah Kalteng : Pemindahan ibu kota perlu penyebaran informasi positif
Baca juga: Yuk intip rancang bangun ibu kota baru pengganti Jakarta
Baca juga: Mengukur kesiapan Kalteng menjadi calon Ibu Kota baru