BMKG: Lahan dan hutan di Kalteng rawan terbakar

id Karhutla 2019,bmkg tjilik riwut palangka raya,kabut asap,BMKG: Lahan dan hutan di Kalteng rawan terbakar

BMKG: Lahan dan hutan di Kalteng rawan terbakar

Salah satu jurnalis memperhatikan gambar potensi kerawanan kebakaran melalui laman resmi BMKG di Palangka Raya, Jumat (9/8/18). (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tjilik Riwut Palangka Raya menyebut lahan dan hutan di Provinsi Kalimantan Tengah selama beberapa hari ke depan rawan atau mudah terbakar.

"Berdasar data observasi selama beberapa hari ke depan wilayah Kalteng rawan terjadi kebakaran," kata Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya Ika Priti saat dikonfirmasi dari Palangka Raya, Jumat.

Potensi kemudahan terjadinya kebakaran tersebut ditinjau dari parameter cuaca yang ada di wilayah Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila" itu.

Baca juga: Puntung rokok pun bisa picu kebakaran lahan

Kemudahan terjadinya kebakaran itu pun hampir merata untuk seluruh wilayah Kalimantan Tengah yang terdiri dari 13 kabupaten dan satu kota.

Berdasar pantauan di laman resmi BMKG di https://bmkgpalangkaraya.com/karhutla/fine-fuel-moisture-code selama lima hari ke depan pada 10-14 Agustus lebih dari 90 persen wilayah Kalteng berwarna merah yang artinya rawan kebakaran.

Namun khusus pada Minggu (11/8) Wilayah Kalteng berwarna hijau yang artinya potensi terjadinya karhutla tak semudah menurun dari hari lainnya.

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan dan hutan terutama di wilayah gambut karena sangat sulit dipadamkan.

Saat ini sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah mulai diselimuti kabut asap akibat maraknya kebakaran hutan dan lahan. Salah satunya di Kota Palangka Raya.

Kabut asap yang terus menyelimuti wilayah Kota Palangka Raya juga berimbas pada menurunnya jarak pandang di kota setempat hanya 1,500 meter.

"Terhitung sejak pukul 07.00-13.30 WIB siang ini jarak pandang di wilayah Palangka Raya berkisar antara 1.500 meter-4.000 meter," kata Ika Priti.

Baca juga: Buka lahan menggunakan teknologi modern, kata Bupati Barsel
Baca juga: Legislator Kotim minta jam masuk sekolah dievaluasi
Baca juga: Sudah empat warga Kotim jadi tersangka pembakar lahan