Sejumlah guru berharap Kota Palangka Raya diguyur hujan deras

id kabut asap,Palangka Raya,Disdik Palangka Raya,Sahdin Hasan,Sejumlah guru berharap Kota Palangka Raya diguyur hujan deras

Sejumlah guru berharap Kota Palangka Raya diguyur hujan deras

Dua murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Palangka di kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah gunakan masker saat berada di sekolah sebelum diliburkan karena kabut asap tebal melanda daerah itu, Senin (12/8/2019). (Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo).

Palangka Raya (ANTARA) - Sejumlah guru yang ada di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah berharap daerah itu bisa segera diguyur hujan deras, sebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mengakibatkan kabut asap saat ini, sudah mulai mengganggu aktivitas proses belajar dan mengajar para peserta didik.

"Kalau pemerintah kita akui selama ini sudah mengantisipasi dengan berbagai cara, yakni membagikan masker ke setiap sekolah, mengurangi aktivitas belajar mengajar di luar ruangan dan mentiadakan apel pagi kalau kondisi masih terjadi kabut asap," Kordinator Kurikulum SD Negeri 6 Palangka Jalan Tjilik Riwut Km 1, Sunarti, Senin. 

Sunarti mengatakan, berdasarkan intruksi Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya bahwa peserta didik diliburkan pada hari ini, karena asap pekat menyelimuti daerah setempat dan dapat membahayakan kesehatan khususnya bagi peserta didik.

Ia menjelaskan, diliburkannya peserta didiknya itu tidak lain melihat kondisi setiap harinya. Apabila kabut asap kembali tebal seperti hari ini, tentunya hal serupa akan kembali dilakukan instansi terkait. 

Pihaknya hanya tidak ingin peserta didiknya menderita penyakit akibat menghirup debu maupun kabut asap akibat karhutla yang terjadi di daerah ini.

Baca juga: Kabut asap ancam dunia pendidikan di Palangka Raya

"Memang kita akui saat ini sudah memasuki musim kemarau yang panjang, sehingga antisipasi karhutla harus segera diatasi. Peran masyarakat luas dan instansi terkait perlu bersama-sama menjaga terjadinya karhutla, dimana sudah mempengaruhi proses belajar mengajar peserta didik," katanya.

Oleh sebab itu, pihaknya sangat berharap apabila terjadi hujan deras mengguyur 'Kota Cantik' Palangka Raya ini, setidaknya mampu mengusir debu maupun kabut asap yang sudah cukup menggangu warga hingga peserta didik.

Selain itu, para guru juga menyarankan apabila beraktivitas diluar, harus menggunakan masker baik yang sudah diberikan di sekolah ataupun milik pribadi.

"Setiap ruang belajar peserta didik juga terpasang kipas angin. Hal itu tidak lain agar mengurangi debu serta asap yang akan masuk ke dalam ruang belajar peserta didik," ucapnya. 

Baca juga: Hindari dampak kabut asap, Palangka Raya liburkan sekolah

Sebenarnya, kata Sunarti, sangat disayangkan kalau peserta didik ini diliburkan, karena bakal banyak mata pelajaran yang akan ketinggalan. Namun adanya asap tebal seperti sekarang ini, mau tidak mau kita liburkan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Sahdin Hasan mengatakan, bahwa pihaknya bersama instansi terkait lainnya terus memantau dampak asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah dan menerapkan kebijakan yang menurut hasil kajian diperlukan untuk mengantisipasi dampak kabut asap.

"Sementara sekolah hari ini diliburkan. Bagi mereka yang terlanjur berangkat dapat kembali belajar mandiri di rumah," kata Sahdin Hasan.

Baca juga: Kualitas udara ancam kesehatan warga Palangka Raya

Sahdin Hasan menambahkan, apabila nanti udara diketahui tidak sehat, serta  membahayakan siswa, maka dimungkinkan sekolah akan kami liburkan.

Papan monitor Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Palangka Raya pada Senin pukul 07.40 WIB menunjukkan nilai ISPU dengan parameter PM10, partikel di udara yang berukuran kurang dari 10 mikron, sempat ada pada angka 650 atau sangat berbahaya.

Sedangkan menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, pada Senin pagi konsentrasi PM10 di Kota Palangka Raya sempat mencapai 148,10 miligram/m3, mendekati batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien sebesar 150 miligram/m3.