Bunuh teman kencan, Hollywood Ripper dinyatakan bersalah

id Hollywood Ripper,Michael Gargiulo,Bunuh teman kencan Hollywood Ripper dinyakan bersalah

Bunuh teman kencan, Hollywood Ripper dinyatakan bersalah

Michael Gargiulo (REUTERS/LUCY NICHOLSON)

Jakarta (ANTARA) - Juri pengadilan pada Kamis (15/8) menyatakan Michael Gargiulo yang dijuluki "Hollywood Ripper" bersalah karena membunuh dua orang wanita, termasuk teman kencan aktor Ashton Kutcher, dan berusaha menghabisi nyawa korban ketiga.

Gargiulo adalah seorang mantan tukang dan aktor berusia 43 tahun. Ia duduk dengan tenang di kursinya dengan badan agak condong ke depan, ketika vonis juri dibacakan, tulis Reuters.

Selanjutnya, panel Pengadilan Tinggi Los Angeles akan mempertimbangkan apakah Gargiulo dalam keadaan waras saat melakukan kejahatannya.

Sebelumnya, Kutcher, mantan bintang acara TV "Two and a Half Men" dan "That's 70s Show" mengatakan kepada juri pengadilan Los Angeles pada Mei, ia tiba di bungalo teman kencannya Ashley Ellerin, seorang mahasiswa mode --salah satu korban Gargiuio-- dan menemukan lampu menyala serta pintu terkunci.

Itu terjadi pada 2011. Kutcher mengintip dari jendela rumah Ellerin dan aktor yang saat itu berusia 23 tahun tersebut melihat sesuatu yang ia pikir adalah tumpahan anggur merah di karpet.

Kutcher pun pergi dan Ellerin (22) ditemukan tak bernyawa keesokan paginya oleh teman sekamarnya. Gargiulo telah menerobos ke rumahnya dan menikamnya berulang kali, kata jaksa.

Ellerin adalah salah satu korban Gargiulo. Juri juga memutuskan ia bersalah karena membunuh tetangganya Maria Bruno dengan pisau pada 2005.

Bruno (32) diserang ketika tidur. Ia tinggal di kompleks apartemen yang sama dengan Gargiulo di pinggiran kota El Monte, kata Kantor Kejaksaan Los Angeles dalam pernyataannya.

Juri juga menyatakan Gargiulo bersalah karena berusaha membunuh seorang wanita --korban ketiga--, Michelle Murphy (26). Murphy selamat dari penikaman di rumahnya di pesisir Los Angeles, Santa Monica, pada 2008.

Pada saat itu, Murphy dan Gargiulo adalah tetangga. Dia menyerang Murphy (26), namun korban memberi perlawanan. Dalam pergumulan itu, Gargiulo terluka, meninggalkan bukti DNA yang kemudian digunakan polisi untuk menjeratnya atas pembunuhan Ellerin dan Bruno.

Tetapi, pengacara Gargiulo berpendapat bahwa klien mereka menderita gangguan mental yang membuatnya dalam "keadaan fuque" ketika ia menyerang Murphy, tulis Los Angeles Times. Surat kabar itu melaporkan Gargiulo membantah melakukan pembunuhan lainnya.