Kemenkominfo bantu penanggulangan stunting di Kotim

id Kemenkominfo bantu penanggulangan stunting di Kotim,Stunting,Kominfo,Diskominfo,Kotim,Kotawaringin Timur,Sampit

Kemenkominfo bantu penanggulangan stunting di Kotim

Kaum perempuan di Kotim antusias mengikuti dialog bantuan sosial terkait bantuan pangan nontunai atau Program Keluarga Harapan dalam rangka intervensi percepatan penurunan prevalensi stunting di kantor Diskominfo Kotim, Rabu (21/8/2019). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah dengan menggencarkan sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat, khususnya ibu rumah tangga.

"Kominfo ditugaskan pada pilar kampanye masyarakat sadar gizi makanya kami berupaya mengampanyekan bahwa stunting harus dicegah sedini mungkin," kata Kepala Subdit Informasi dan Komunikasi Sosial Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Sarjono di Sampit, Rabu.

Penjelasan itu disampaikan Sarjono di sela dialog bantuan sosial terkait bantuan pangan nontunai atau Program Keluarga Harapan dalam rangka intervensi percepatan penurunan prevalensi stunting. Acara yang digelar di aula multimedia Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur itu dihadiri sekitar 100 perempuan yang sebagian besar merupakan penerima bantuan sosial.

Program penanggulangan stunting dilaksanakan bersama melibatkan 23 kementerian. Stunting atau gagal tumbuh pada anak disebabkan oleh faktor spesifik yaitu kurang gizi dan faktor sensitif seperti pola asuh, kawin dini, kebersihan atau sanitasi dan lainnya.

Kotawaringin Timur menjadi prioritas lantaran termasuk dalam 160 kabupaten/kota dengan angka stunting tinggi. Untuk membantu menanggulangi stunting, masing-masing kementerian akan mengintervensi program sesuai bidang masing-masing.

Dialog yang digelar sengaja mengundang kaum ibu karena peran mereka sangat strategis dalam menyukseskan penanggulangan stunting. Seorang ibu harus memberikan asupan gizi memadai pada 1000 hari pertama kehidupan anak mereka agar generasi berikutnya terhindar dari stunting.

"Ibu-ibu juga paling pas mengelola bantuan pangan nontunai dan program keluarga harapan. Harapannya, mereka memperhatikan asupan gizi dalam konsumsi keluarga, khususnya anak-anak mereka agar tidak menderita stunting," harap Sarjono.

Asisten Bidang Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur H Imam Subekti saat membuka acara mengatakan, penanggulangan stunting di kabupaten ini harus melibatkan semua pihak agar upaya yang dilakukan memberikan hasil optimal.

"Berdasarkan standar WHO, seharusnya angka stunting maksimal 20 persen (dari total jumlah anak), tapi kita di Kotawaringin Timur berkisar 35 sampai 36 persen. Kalau dari 10 orang maka ada tiga sampai empat anak yang menderita stunting," kata Imam.

Untuk mencegah dan menanggulangi stunting, pemerintah daerah sudah mengalokasikan anggaran melalui Dinas Kesehatan. Selain itu, sesuai kebijakan pemerintah pusat, setiap desa wajib mengalokasikan dana desa untuk kegiatan berkaitan dengan pencegahan dan penanggulangan stunting.

"Penderita stunting cukup banyak di wilayah hulu karena memang sulit terjangkau. Makanya kami harap pemerintah desa juga berpartisipasi. Ini tugas kita bersama," kata Imam

Imam menambahkan, pemicu stunting bisa terkait faktor kemiskinan, namun bisa pula karena kurangnya pengetahuan tentang asupan gizi. Makanan bergizi tidak perlu harus mahal. Untuk itu sangat penting bagi masyarakat desa memahami tentang cara pemenuhan asupan gizi yang cukup sesuai kebutuhan.

Baca juga: Pemerintah desa diminta alokasikan anggaran pencegahan stunting

Menurutnya, perlu penyadaran dan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya asupan gizi untuk 1000 hari pertama bagi bayi atau bayi di bawah tiga tahun. Dinas Komunikasi dan Informatika menjadi ujung tombak membantu penyebaran informasi terkait pencegahan dan penanggulangan stunting kepada masyarakat.

"Perlu komitmen bersama agar ini ditangani secara terus menerus dan berkelanjutan. Peran kaum ibu sangat besar dalam mengatur gizi keluarga, khususnya anak," demikian Imam.
Kotawaringin Timur termasuk satu dari 160 kabupaten/kota di Indonesia yang menjadi prioritas penanganan stunting tahun ini.
 
Pemerintah pusat menetapkan sepuluh desa di kabupaten ini yang dijadikan lokus penanggulangan stunting.  Sepuluh desa tersebut adalah tiga desa di Kecamatan Bukit Santuai terdiri Desa Tumbang Saluang, Tumbang Rawan dan Tumbang Kaminting, dua desa di Kecamatan Teluk Sampit meliputi Desa Ujung Pandaran dan Lempuyang.

Selain itu Desa Rantau Suang Kecamatan Telaga Antang, Desa Babaung Kecamatan Pulau Hanaut, Desa Bukit Harapan Kecamatan Parenggean, Desa Bawan Kecamatan Mentaya Hulu dan Desa Handil Sohor Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.