Potensi hujan di Kalteng meningkat hingga akhir Agustus

id Hujan, bmkg, kalteng, kalimantan tengah, bandara tjilik riwut, palangka raya, kemarau, kebakaran hutan, kebakaran lahan, karhutla

Potensi hujan di Kalteng meningkat hingga akhir Agustus

Hujan terjadi dengan intensitas rendah hingga sedang di sejumlah kawasan Kota Palangka Raya, Senin (26/8/2019) pagi. (Foto Antara Kalteng/Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (ANTARA) - Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Kota Palangka Raya, potensi hujan di wilayah Kalimantan Tengah meningkat hingga akhir Agustus 2019 mendatang.

"Hingga akhir Agustus 2019, diperkirakan hujan akan terjadi dengan intensitas rendah, sedang hingga lebat," kata Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Reniata di Palangka Raya, Minggu.

Menurutnya selama beberapa hari kedepan, yaitu 28 Agustus, Kalteng bagian tengah diperkirakan akan terjadi hujan lokal dengan intensitas dari rendah, sedang hingga lebat.

Kalteng bagian tengah yang BMKG maksud, yaitu Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, Gunung Mas, Katingan, Kapuas, Murung Raya serta Kota Palangka Raya. Diperkirakan hingga akhir Agustus 2019 terjadi hujan, namun setelahnya akan kembali mengering.

Diketahui bersama selama musim kemarau kering ini, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sering terjadi pada sejumlah wilayah di Kalteng, diantaranya di kawasan Palangka Raya, Kotawaringin Timur dan beberapa lainnya.

Namun hujan yang terjadi dalam beberapa kali kesempatan, tampaknya mulai memengaruhi kondisi lingkungan, yakni menurunkan potensi karhutla di wilayah setempat.

"Walaupun kemarau terjadi, namun bukan berarti Kalteng sama sekali tidak mengalami hujan. Namun memang intensitas hujan yang terjadi lebih sedikit jika dibandingkan musim hujan," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, hujan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir di sejumlah wilayah di Kalteng merupakan hal wajar. Hanya saja dikarenakan musim kemarau, intensitasnya terbilang rendah atau ringan.

Tentunya turunnya hujan disambut gembira oleh warga Kalteng, sebab akan berdampak pada penurunan intensitas karhutla. Sebab, selama ini karhutla banyak menimbulkan kerugian akibat dampak asap, misalnya gangguan kesehatan dan aktivitas lainnya.

Bahkan masyarakat di sejumlah daerah, misalnya Palangka Raya hingga Seruyan, sempat menggelar shalat istisqa guna memohon diturunkannya hujan kepada Tuhan, agar karhutla bisa segera berakhir.