Kabut asap kian pekat, Disdik Bartim liburkan sekolah

id Pemkab bartim, bartim, barito timur, tamiang layang, karhutla, sekolah libur, dinas pendidikan, belajar, kebakaran hutan, kebakaran lahan, kabut asap

Kabut asap kian pekat, Disdik Bartim liburkan sekolah

Dua murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Palangka di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah tampak menggunakan masker akibat udara yang tidak sehat karena kabut asap. (ANTARA/Adi Wibowo).

Tamiang Layang (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah terpaksa meliburkan sekolah jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pratama (SMP) karena kabut asap kian pekat, yakni sejak Sabtu (14/9) hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Kepala Dinas Pendidikan Barito Timur Dewi Murni di Tamiang Layang, Minggu mengatakan, tindakan diambil setelah ada konsultasi dan koordinasi dengan Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas.

"Surat edaran terkait kebijakan itu, untuk tahap awal kami sampaikan kepada kepala UPT dan kepala sekolah tingkat SD dan SMP melalui pesan singkat, sedangkan surat fisiknya menyusul," katanya kepada ANTARA.

Kabut asap menyelimuti Barito Timur sejak Kamis (12/9) malam dan kian pekat pada Jumat (13/9) malam. Pada Sabtu (14/9) pagi, kabut asap bertambah pekat dengan jarak pandang bervariasi, dari 10-25 meter.

Dijelaskan Dewi, pihak sekolah yang telah melaksanakan belajar mengajar namun kondisi sekolah berkabut asap tebal, dapat memberikan tugas sekolah kepada para pelajar untuk diselesaikan di rumah masing-masing.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah aktif kembali setelah ada pengumuman resmi dan surat edaran yang dibuat Dinas Pendidikan Barito Timur.

"Saya harapkan kepala UPT dan Kepala Sekolah se-Barito Timur bisa mengikuti dan melaksanakan surat edaran yang telah disampaikan," jelasnya.

Sementara itu, Dandim 1012 Buntok Letkol Inf Tuwadi melalu Perwira Penghubung Mayor R Hadi mengatakan, jumlah titik panas (hot spot) di Barito Timur mengalami peningkatan. Awalnya ada enam titik panas dan kini meningkat menjadi sekitar 20 titik panas.

"Jumlah titik panas sesuai data yang kami terima yang dipantau melalui satelit Terra, Aqua, NOAA20 dan satelit SNPP,” ungkapnya.

Walaupun dengan keterbatasan sarana dan prasarana, upaya pemadaman terus dilakukan secara maksimal agar titik panas maupun kebakaran hutan dan lahan, bisa diminimalisir, sehingga asap yang semakin pekat bisa berkurang.

Musim kemarau diprediksi BMKG berlangsung hingga Oktober 2019 mendatang. Kemarau tahun ini masih dipengaruhi El Nino lemah yang memengaruhi berkurangnya intensitas hujan di Kalteng.