Pengunjung Museum Kayu Sampit ditargetkan 3.500 orang

id Pengunjung Museum Kayu Sampit ditargetkan capai 3.500 orang,Pariwisata,Kotawaringin Timur,Kotim,Sampit

Pengunjung Museum Kayu Sampit ditargetkan 3.500 orang

Sekretaris Daerah Halikinnor dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman berfoto di samping karya juara menggambar bertema Museum Kayu Sampit usai seminar, Senin (16/9/2019). ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menargetkan pengunjung Museum Kayu Sampit 2019 ini meningkat signifikan, minimal bisa mencapai 3.500 orang.

"Sampai Mei lalu sudah ada sekitar 1.800 pengunjung. Ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya yang hanya sekitar 700 orang pengunjung," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman di Sampit, Senin.

Museum Kayu Sampit didirikan pada 6 Oktober 2004. Museum yang terletak di Jalan S Parman itu berkategori museum umum meski didominasi barang terkait dengan jenis dan alat produksi kayu yang menggambarkan masa kejayaan sektor perkayuan Kalimantan Tengah pada era sebelum 2000.

Di dalam Museum Kayu terdapat berbagai jenis kayu, peralatan pengolahan kayu zaman dahulu, peralatan sehari-hari masyarakat Suku Dayak, dan suku lainnya, hingga kerangka ikan paus.

Nama Museum Kayu dipilih untuk mengenang sejarah bahwa kabupaten itu pada masa lalu pernah berjaya di sektor perkayuan. Melalui museum itu, pemerintah ingin menyampaikan kepada generasi penerus terkait dengan sejarah daerah, termasuk seputar sektor perkayuan. 

Fajrurrahman menjelaskan, saat ini lebih dari 100 jenis koleksi barang di museum yang terletak di sudut simpang empat Jalan S Parman-Yos Sudarso tersebut. Pemerintah daerah akan menambah koleksi jenis-jenis kayu endemik Kalimantan, khususnya Kotawaringin Timur.

Berbagai cara dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bersama pengelola Museum Kayu Sampit untuk meningkatkan kunjungan ke museum itu. Penyelenggaraan acara seperti lomba, festival, pameran dan lainnya, diakui cukup efektif mendongkrak jumlah kunjungan.

Kalangan mahasiswa dan pelajar juga digandeng agar mereka tertarik berkunjung museum. Bahkan pengelola tetap menerima kunjungan di hari Sabtu dan Minggu jika ada pengunjung dalam jumlah banyak ingin datang berkunjung.

Pembenahan bangunan juga dilakukan agar Museum Kayu Sampit terlihat makin cantik dan menarik untuk dikunjungi. Digitalisasi juga dilakukan secara bertahap sehingga kalangan milenial atau kaum muda berminat dan tertarik berkunjung dengan menjadikan Museum Kayu Sampit sebagai sarana pendidikan.

Seminar Museum Kayu Sampit yang digelar dalam rangka memperingati Hari Museum Indonesia, merupakan salah satu upaya menarik perhatian masyarakat, khususnya kaum muda untuk mencintai dan berkunjung ke museum.

Seminar ini diikuti ratusan peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru, seniman, budayawan dan masyarakat umum. Hadir sebagai pemateri dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Pendidikan dan budayawan.

Kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kecintaan terhadap museum. Kegiatan ini juga diharapkan menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka perbaikan dan pengembangan Museum Kayu Sampit.

Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor saat membuka seminar berharap pengelolaan Museum Kayu Sampit terus ditingkatkan. Pemanfaatan teknologi juga perlu terus dilakukan agar museum tersebut semakin ramah bagi kalangan milenial.

"Museum Kayu jangan hanya jadi tempat menyimpan kayu besar dan tulang ikan paus. Museum Kayu harus jadi sarana pendidikan. Siapkan ruang untuk pemutaran film dokumenter tentang potensi sumber daya alam, wisata dan budaya Kotawaringin Timur sehingga orang akan merasa senang berkunjung," demikian Halikinnor.