Ketebalan lahan gambut dan asap kiriman jadi perhatian Pemkab Barsel

id Pemkab barsel, barsel, barito selatan, buntok, kabut asap, asap kiriman, lahan gambut, karhutla, bpbd, kebakaran hutan, kebakaran lahan

Ketebalan lahan gambut dan asap kiriman jadi perhatian Pemkab Barsel

Tim Karhutla Barsel memadamkan api di lahan gambut yang terbakar. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)

Buntok (ANTARA) - Kabut asap kiriman dan tebalnya gambut menyebabkan asap yang menyelimuti Kota Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah bertambah pekat.

“Kabut asap semakin pekat ini disebabkan tebalnya lahan gambut yang terbakar di daerah hilir Barsel dan diperparah adanya asap kiriman,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barsel Alip Suraya di Buntok, Senin.

Ia mengatakan, kabut asap yang sekarang mulai pekat memang terbilang mengkhawatirkan. Apalagi akhir-akhir ini angin sering berhembus kencang, sehingga asap dari wilayah lain pun ikut terbawa ke Barsel.

Untuk mengantisipasi bertambah tebalnya kabut asap, pihaknya terus melakukan pemantauan, pemadaman bahkan penyiraman pada titik yang dianggap rawan menjadi pemicu munculnya titik api.

"Hingga kini kami bersama tim gabungan dari pemangku kepentingan atau stakeholder lainnya, terus melakukan patroli dan penyiraman di lokasi yang dianggap rawan kebakaran," ungkapnya.

Menurutnya, di Barsel ada tiga kecamatan yakni Jenamas, Karau Kuala dan Dusun Hilir yang sulit dijangkau, padahal kecamatan itulah daerah yang paling rawan menimbulkan kabut asap akibat karhutla.

Hampir semua wilayah di tiga kecamatan itu lahan gambutnya memiliki ketebalan hingga 12 meter. Secara kasat mata tidak terlihat adanya api dan pada tiga kecamatan itu terdeteksi sekitar 30 titik panas.

Namun karena jauh dan sulit dijangkau, ketiga kecamatan tersebut menjadi permasalahan dalam upaya penanganannya. Meski demikian pihaknya sudah mengantisipasinya dengan mendirikan posko yang berisikan anggota kecamatan setempat, koramil, polsek dan masyarakat peduli api.

Sementara itu, pemkab telah meliburkan sekolah untuk sementara waktu karena kabut asap semakin pekat menyelimuti kota Buntok dan sekitarnya. Sekolah diliburkan sejak 16-21 September 2019.

Bupati Barsel Eddy Raya Samsuri menjelaskan, langkah tersebut diambil karena kondisi asap semakin pekat dan kualitas udara membahayakan serta menindaklanjuti intruksi Gubernur.

"Hal ini merupakan antisipasi bagi peserta didik agar tidak terganggu kesehatannya. Dirinya pun berpesan kepada para siswa untuk mengurangi aktivitas diluar rumah," tuturnya.