Dua kecamatan di Kotim berpotensi diguyur hujan hasil modifikasi cuaca

id Dua kecamatan di Kotim berpotensi diguyur hujan hasil modifikasi cuaca,Kotawaringin Timur,Kotim,Sampit,Karhutla

Dua kecamatan di Kotim berpotensi diguyur hujan hasil modifikasi cuaca

Kawasan ikon Jelawat di pinggir Sungai Mentaya disaput asap tipis, Sabtu (21/9/2019). ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Dua kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah yaitu Kecamatan Antang Kalang dan Kecamatan Cempaga Hulu berpotensi diguyur hujan ringan pada Sabtu sore dan malam.

"Ini kemungkinan imbas hasil modifikasi cuaca (hujan buatan). Mudah-mudahan saja hujan turun," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit Nur Setiawan di Sampit, Sabtu.

Hujan di Kecamatan Antang Kalang berpotensi terjadi antara pukul 16.00 WIB hingga 22.00 WIB. Hujan yang berpotensi terjadi hanya hujan ringan.

Sementara itu hujan berpotensi terjadi di Kecamatan Cempaga Hulu antara pukul 16.00 WIB sampai 22.00 WIB. Curah hujannya diprediksi juga dalam skala ringan.

Saat ini potensi curah hujan masih rendah. Namun munculnya potensi hujan menjadi kabar gembira karena diharapkan bisa secara bertahap memadamkan kebakaran hutan dan lahan.

Potensi hujan belum merata dan masih kecil. Selain imbas modifikasi cuaca hujan buatan, diharapkan juga muncul awan hujan secara alami agar kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap benar-benar berakhir.

Nur Setiawan mengatakan, pekan depan hujan berpotensi terjadi di Kotawaringin Timur. Hujan harapkan merata sehingga bisa membantunya pemadaman kebakaran hutan lahan serta mengurangi dampak kekeringan yang terjadi saat ini.

"Diperkirakan tanggal 24 sampai 27 September nanti wilayah Kotawaringin Timur berpotensi hujan ringan hingga sedang. Mudah-mudahan ini bisa membantu memadamkan kebakaran lahan," tambah Nur Setiawan.

Modifikasi cuaca yang dipusatkan di Palangka Raya diharapkan membawa hasil optimal dengan turunnya hujan deras dan merata. Namun masyarakat tetap diingatkan waspada karena kemarau diperkirakan terjadi hingga akhir Oktober nanti.

Sementara itu, data BMKG Stasiun Haji Asan Sampit pukul 13.00 WIB, jarak pandang di daerah itu mencapai 1.500 meter. Kualitas udara masuk kategori sangat tidak sehat dengan kadar pencemaran 247.148 mikrogram per meter kubik.