BMKG sebut hujan mampu kurangi titik panas di Kalteng

id karhutla palangka raya,hujan,titik panas kalteng,BMKG sebut hujan mampu kurangi titik panas di Kalteng

BMKG sebut hujan mampu kurangi titik panas di Kalteng

Warga melintas di Jalan RTA Milono usai hujan mengguyur Kota Palangka Raya, Senin (30/9/2019). ANTARA/Rendhik Andika

Palangka Raya (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Tjilik Riwut Palangka Raya mengatakan hujan yang mengguyur sebagian wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, Senin siang telah mengurangi titik panas disebabkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sepanjang September 2019.

"Untuk data yang berhasil kita himpun dan unggah pada pagi tadi pukul 06.00 WIB tercatat ada 30 'hot spot' jumlah ini berkurang seiring turunnya hujan di sejumlah wilayah Kalteng," kata Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya M Arif di Palangka Raya, Selasa.

Dia mengatakan selain jumlah titik panas yang berkurang, jarak pandang terutama untuk wilayah sekitar Bandara Tjilik Riwut juga terus membaik.


Dia menerangkan, untuk hari ini jarak pandang berkisar antara dua kilometer hingga sembilan kilometer. Hal ini karena jumlah kebakaran hutan dan lahan turut berkurang.

"Sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah mulai diguyur hujan. Mungkin ini yang mengurangi jumlah karhutla. Semakin baiknya udara ini juga adanya pengaruh kabut asap yang tak lagi terbawa angin ke wilayah Palangka Raya," kata Arif.

Menurut dia, selama sepekan ke depan wilayah Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila," ini juga berpotensi hujan ringan hingga lebat.

"Beberapa hari ke depan untuk wilayah Kalimantan Tengah bagian utara berpotensi hujan sedang hingga lebat. Sementara wilayah Kalteng bagian selatan berpotensi hujan lokal dengan intensitas ringan hingga sedang," katanya.


Dua hari terakhir wilayah Kota Palangka Raya mulai diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Dampaknya, kabut asap tebal yang menyelimut Palangka Raya akibat maraknya karhutla berangsur berkurang.

Aktivitas pendidikan yang sebelumnya diliburkan karena kondisi udara yang membahayakan kesehatan pun mulai berjalan normal.

Adrian, salah seorang warga di Kota Palangka Raya mengaku senang dengan turunnya hujan sehingga diharapkan mengakhiri kabut asap berkepanjangan hingga seluruh sekolah terpaksa diliburkan lebih dari dua pekan.