Sampit (ANTARA) - Kebakaran lahan masih terjadi di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, kali ini menghanguskan kebun sengon milik warga yang berlokasi di jalan Simpang Kandan Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang.
"Api berasal dari lahan di sekitar kebun, lalu meluas hingga ke kebun sengon. Lokasi awal api itu dulunya pernah terbakar dan sudah dipadamkan, tapi api muncul lagi," kata Parliansyah, warga Sampit, Minggu.
Menurutnya, kebakaran lahan terlihat pada Sabtu (6/10) siang. Warga berusaha memadamkan api secara manual sambil menunggu petugas pemadam kebakaran lahan.
Pemadaman oleh Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan bersama kelompok relawan dilakukan pada Sabtu sore hingga malam. Pemadaman kemudian dilanjutkan pada Minggu pagi.
Ada dua lokasi kebakaran lahan di kawasan itu, namun yang cukup luas adalah kebakaran lahan yang menjalar ke kebun sengon milik warga dengan luas lahan terbakar diperkirakan sekitar lima hektare.
Diperkirakan ada ratusan pohon sengon yang terbakar padahal kayu bernilai ekonomis tinggi itu mulai besar. Kejadian ini tentu menimbulkan kerugian tidak sedikit bagi pemilik kebun.
"Saya tidak tahu berapa kerugian diderita pemilik kebun, tapi pasti besar. Pohon sengon yang terbakar itu berusia sekitar dua tahun. Api muncul dari lahan di sekitarnya yang dulu juga sempat terbakar, lalu kini api kembali muncul dan meluas," kata Parliansyah.
Hujan deras yang sering mengguyur sepekan terakhir ternyata belum sepenuhnya mampu memadamkan kebakaran lahan. Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit pada Minggu pagi, terdapat empat titik panas di Kotawaringin Timur.
Kebakaran lahan gambut memang sulit padam karena api membakar hingga ke dalam tan. Meski api di permukaan terlihat sudah padam, api terkadang kembali muncul dari dalam tanah gambut yang terbakar. Api-api dalam tanah gambut baru akan benar-benar padam jika gambut terendam.
Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor mengimbau semua pihak tetap waspada meski intensitas hujan meningkat. Lahan gambut sangat mudah kering dan terbakar jika belum benar-benar terendam dan basah.
"Prediksi BMKG, kemarau sampai akhir Oktober. Makanya kita harus tetap waspada sampai kemarau benar-benar berlalu," demikian Halikinnor.
Minggu sore, hujan deras mengguyur Sampit dan sekitarnya. Masyarakat berharap hujan semakin sering turun sehingga kebakaran lahan bisa benar-benar padam.
Berita Terkait
Pj Bupati meyakini optimalisasi lahan rawa pacu produksi padi di Pulang Pisau
Sabtu, 16 Maret 2024 19:28 Wib
Kementerian Pertanian alokasikan 81 ribu hektare optimalisasi lahan rawa di Kalteng
Sabtu, 16 Maret 2024 18:57 Wib
Wagub paparkan kesiapan Kalteng mengantisipasi karhutla kepada Menko Polhukam
Kamis, 14 Maret 2024 14:11 Wib
Pemkab Bartim sediakan lahan satu hektare untuk pembangunan gudang Bulog
Rabu, 21 Februari 2024 18:52 Wib
BRGM bersama KLHK tanam pohon di lahan gambut Kalteng
Rabu, 7 Februari 2024 18:52 Wib
Pemdes didorong bentuk peraturan hukum desa untuk lindungi gambut
Sabtu, 3 Februari 2024 7:11 Wib
BRIN prioritaskan restorasi lahan gambut 1 juta hektare di Kalteng
Sabtu, 3 Februari 2024 6:56 Wib
Bapenda Kotim: Potensi pajak lahan belum HGU capai ratusan miliar
Minggu, 28 Januari 2024 17:57 Wib