Ratusan kilogram ayam tak layak konsumsi dikembalikan ke Bima

id ratusan kilogram ayam,ayam tak layak konsumsi,Ratusan kilogram ayam tak layak konsumsi dikembalikan ke Bima,Bima,Nusa Tenggara Timur

Ratusan kilogram ayam tak layak konsumsi dikembalikan ke Bima

Tim dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengamankan sebanyak 925 karkas ayam (daging ayam utuh) yang tidak layak untuk dikonsumsi yang dipasok dari luar pada Selasa (8/10). (Foto/Dok. Humas Setda Provinsi NTT)

Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur memulangkan sebanyak 925 kilogram (kg) daging ayam utuh (karkas) yang tidak layak konsumsi ke daerah asal pasokan dari Bima, Nusa Tenggara Barat.

"Semua karkas ayam sebanyak 925 kilogram yang diamankan, hari ini terpaksa dipulangkan kembali ke Bima karena tidak layak dikonsumsi," kata Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Manggarai Barat, Paulus Jeramun, ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Rabu.

Ratusan kilogram karkas ayam tersebut sebelumnya diamankan tim pengawasan pasar dan pelabuhan produk hewan dan bahan asal hewan dari pemerintah setempat pada Selasa (8/10) malam.

Dia menjelaskan, karkas ayam tersebut dipasok dari Bima melalui jalur kapal laut untuk dijual ke pasar-pasar di Kota Labuan Bajo.

Paulus mengatakan, setelah diamankan, tim dokter hewan setempat telah melakukan uji laboratorium dan mendapati bahwa karkas ayam tersebut dalam kondisi tidak layak konsumsi sesuai standar yang ada.

"Karena itu tim memutuskan ratusan kilogram karkas ayam itu dikirim kembali dengan kapal yang mengangkutnya ke Labuan Bajo," katanya.

Paulus mengatakan, pihaknya menyayangkan adanya praktik usaha seperti ini yang berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat setempat ketika mengkonsumsinya.

Selain itu, lanjutnya, praktik seperti ini dapat menimbulkan citra buruk bagi Labuan Bajo sebagai daerah pariwisata  prioritas yang telah mendunia.

Untuk itu, pihaknya meminta berbagai elemen dari instansi pemerintah maupun masyarakat untuk meningkatkan pengawasan agar pasokan bahan makanan yang berbahaya jangan sampai masuk ke daerah setempat.

"Pengawasan kita harus lebih ketat lagi karena ini bukan masalah yang baru karena sebelumnya juga ada pasokan komditi pisang yang juga diamankan karena tidak layak dikonsumsi," katanya.