Patut dicontoh, puskesmas ini membuat program Abatas sikapi maraknya HIV/AIDS

id Patut dicontoh, puskesmas ini buat program Abatas sikapi maraknya HIV/AIDS,AIDS,HIV,Puskesmas Baamang I,Kotawaringin Timur,Kotim,Sampit

Patut dicontoh, puskesmas ini membuat program Abatas sikapi maraknya HIV/AIDS

Kepala Puskesmas Baamang I Supriadi dan Sekretaris KPAD Kotim H Asyikin Arpan (tengah duduk) berfoto dengan perwakilan peserta usai sosialisasi program Abatas, Jumat (18/10/2019). ANTARA/HO-Puskesmas Baamang I

Sampit (ANTARA) - Puskesmas Baamang I Kecamatan Baamang Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah membuat program yang diberi nama Abatas dalam rangka menyikapi maraknya HIV/AIDS di wilayah tersebut.

"Ini merupakan program inovasi Puskesmas Baamang I tapi ini tentu memerlukan dukungan internal dan eksternal. Kegiatan ini untuk mengedukasi masyarakat terkait pencegahan dan penanganan HIV/AIDS," kata Kepala Puskesmas Baamang I Supriadi di Sampit, Jumat.

Abatas merupakan singkatan dari Aku Bangga, Aku Tahu dan Aku Sadar. Program ini mulai disosialisasikan dengan melibatkan pihak terkait lainnya.

Saat sosialisasi di Kelurahan Baamang Tengah yang dibuka Lurah Zikrillah, kegiatan ini diikuti sekitar 40 peserta yang merupakan perwakilan dari Komisi Penanggulangan AIDS Daerah, Dinas Kesehatan, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, ketua RT, tokoh masyarakat dan kader posyandu.

Melalui Program Abatas, Puskesmas Baamang I melibatkan semua pihak terkait menginisiasi langkah bersama dalam menanggulangi maraknya HIV/AIDS.

Tidak hanya menekankan pada langkah pencegahan dengan mengedukasi masyarakat terkait bahaya HIV/AIDS dan cara mencegahnya, program ini juga memberi pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana cara hidup berdampingan dengan penderita HIV/AIDS.

Langkah pencegahan dilakukan dengan memberi pemahaman agar masyarakat yang berisiko, sadar untuk memeriksakan dirinya secara suka rela untuk mengetahui apakah mereka terjangkit HIV atau tidak. 

Jika ada yang positif terjangkit HIV/AIDS maka warga tersebut diharapkan terbuka dan mau menjalani konseling, pendampingan dan meminum obat untuk membantu daya tahan tubuh mereka.

Hal tidak kalah penting adalah memberi pengetahuan kepada keluarga, tetangga atau warga agar tidak ada lagi stigma buruk terhadap penderita HIV/AIDS maupun keluarganya. Penderita HIV/AIDS tidak boleh dikucilkan karena penyakit ini tidak menular hanya karena berdekatan atau bersentuhan dengan penderita.

Justru, yang diharapkan adalah dukungan semua warga agar mereka yang terinfeksi virus HIV tetap bersemangat dan mau secara rutin meminum obat ARV jika sudah mendapatkan pengobatan di RSUD dr Murjani Sampit.

"Kami juga memberikan pengetahuan pada kelompok fardhu kifayah tentang HIV dan AIDS. Hasil kesepakatan dengan warga, rencananya November nanti kami akan melaksanakan pelatihan tata cara bagaimana memandikan jenazah orang dengan HIV/AIDS dengan melihat dari sudut pandang kesehatan," kata Supriadi.

Baca juga: KUA dikerahkan membantu pencegahan penularan HIV/AIDS di Kotim
Baca juga: Tokoh agama diajak bantu cegah penularan HIV/AIDS


Supriadi yang merupakan konselor nasional HIV/AIDS mengaku bersyukur program Abatas disambut positif banyak pihak. Dia juga berterima kasih atas dukungan pihak terkait dan semua staf puskesmas sehingga kegiatan ini berjalan sesuai rencana.

Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur menyambut positif program inisiatif dari Puskesmas Baamang I karena akan sangat membantu dalam menekan berjangkitnya HIV/AIDS. Saat ini terdata ada 62 warga menderita HIV/AIDS di kabupaten ini.

Dinas Kesehatan juga mendukung pelatihan memandikan jenazah penderita HIV/AIDS yang akan dilaksanakan Puskesmas Baamang I. Itu dinilai penting karena aturan secara kesehatan juga harus dijalankan.

Sementara itu, Sekretaris Komisi penanggulangan AIDS Daerah Kotawaringin Timur H Asyikin Arpan menyebutkan, sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui lebih banyak tentang cara penularan, pencegahan dan bagaimana memperlakukan penderita HIV/AIDS.

"Kita memerlukan kelompok warga peduli AIDS yang memahami dan terus menyebarkan informasi yang benar tentang HIV/AIDS. Harapannya, masyarakat juga mengetahui cara mencegah dan bagaimana memperlakukan penderita HIV/AIDS," demikian Asyikin.