Jalan penghubung Kutai Timur-Berau rusak parah

id Kutai Timur-Berau,Samarinda ,Jalan penghubung Kutai Timur-Berau rusak parah,Kaltim,Kabupaten Berau,jalan rusak berau

Jalan penghubung Kutai Timur-Berau rusak parah

Jalan Rusak Sebuah mobil terperangkap di jalan yang berkubang lumpur di kilometer 46 Lenggo, Kabupaten Kutai Timur. Jalan rusak di kawasan Lenggu, Kabupaten Kutai Timur sepanjang 13 kilometer tersebut merupakan salah salah jalur distribusi kebutuhan pokok ke pedalaman dan pelosok di Kabupaten Berau. (ANTARA/Amirullah)

Samarinda (ANTARA) - Jalan poros lima kecamatan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur mengalami kerusakan parah berdasarkan tinjauan oleh DPRD provinsi setempat.

Ketua DPRD Kaltim Makmur HAPK kepada awak media di Samarinda, Minggu, mengatakan pihaknya telah meninjau langsung lokasi jalan rusak di lima kecamatan di Kabupaten Berau,  yakni di Kecamatan Sambaliung, Tabalar, Biatan, Talisayan, hingga Batu Putih.

"Jalan yang berada di lima kecamatan ini memang paling banyak mengalami kerusakan, dan jalan ini merupakan akses penghubung dua kabupaten, yakni Kutai Timur dan Berau," jelasnya

Makmur menjelaskan pihaknya memperkirakan kerusakan jalan tersebut mencapai 152 kilometer, dengan tingkat kerusakan parah mencapai 70 persen.

"Ada yang mengalami kerusakan ringan, ada juga yang rusaknya yang cukup parah. Jalannya penuh dengan lubang dan ini harus segera ditindaklanjuti, imbuhnya.
Jalan Rusak Sebuah mobil terperangkap di jalan yang berkubang lumpur di kilometer 46 Lenggo, Kabupaten Kutai Timur. Jalan rusak di kawasan Lenggu, Kabupaten Kutai Timur sepanjang 13 kilometer tersebut merupakan salah salah jalur distribusi kebutuhan pokok ke pedalaman dan pelosok di Kabupaten Berau (ANTARA/Amirullah)

Kerusakan jalan, lanjut dia diperparah dengan hadirnya kendaraan berat seperti truk CPO dan truk kontainer yang melintas setiap hari.

Oleh sebab itu, politikus Golkar ini meminta kepada pemerintah daerah setempat untuk segara mencarikan jalan keluar.

"Kalau dalam waktu dua sampai tiga bulan ini tidak ada tindakan, bisa bencana ini. Sebagai bentuk pencegahan, harus ada upaya yang dilakukan. Tidak mesti harus menunggu APBD Kaltim dulu baru diperbaiki. Mungkin langkah terbaiknya, melakukan koordinasi dengan balai atau dengan Pemerintah Pusat melalui kementerian, beber Makmur.

Dia menilai, jika menunggu APBD dari Kaltim, akan memakan waktu yang cukup lama. Sedangkan jalan rusak ini merupakan akses satu-satunya menghubungkan dua kabupaten.

Dengan kejadian seperti ini, dan untuk mengurangi beban di daerah pedalaman, harus juga dibangun jalan dan jembatan alternatif, jelasnya.