Mendagri: IPDN harus kembangkan kurikulum baru ikuti kebutuhan zaman

id Mendagri,Tito Karnavian,Mendagri Tito Karnavian,IPDN,kurikulum IPDN,kebutuhan zaman

Mendagri: IPDN harus kembangkan kurikulum baru ikuti kebutuhan zaman

Mendagri Tito Karnavian. (Agus Salim)

Sumedang (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyatakan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) jangan menerapkan kurikulum yang monoton, tetapi harus berkembang mengikuti kebutuhan zaman sehingga dapat membentuk praja yang berkualitas dan profesional.

"Sesuaikan kurikulum yang berkembang, jangan kurikulum yang monoton itu-itu saja," kata Tito Karnavian saat pelantikan 1.608 Muda Praja Angkatan XXX IPDN Tahun 2019 di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis.

Ia menuturkan, IPDN harus terus mengembangkan kurikulum baru, tidak lagi mengulang kurikulum lama seperti dari tahun 1980an yang terus menerus disampaikan sampai saat ini.

Baca juga: Seorang pemuda lulus IPDN dengan modal Rp3 juta

Menurut dia, kurikulum pendidikan saat ini sudah berkembang sehingga perlu disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan atau menggunakan sistem informasi.

"Kita juga sudah tahu sekarang zaman informasi, maka sistem pendidikan juga bisa menggunakan sistem informasi," katanya.

Ia mencontohkan, seperti penerapan perpustakaan saat ini sudah bisa menggunakan perpustakaan elektronik yang dapat mengakses banyak buku atau hasil penelitian di seluruh dunia secara digital.

"Ini yang perlu dikembangkan, jadi jangan monoton kurikulum seperti itu padahal kebutuhan sudah berbeda," katanya.

Baca juga: Tiga saksi korupsi pembangunan IPDN di panggil KPK

Baca juga: Birokrat Jangan Bermental Upeti


Ia berharap, kurikulum yang sangat dibutuhkan yaitu menyangkut moral dan mental, sehingga materi tersebut harus terus dikembangkan setiap waktu.

Tito juga berharap, pelaksana tugas di IPDN yakni rektor, dosen, pelatih, dan pengasuh untuk dapat dibina dan dididik dengan baik agar menjadi praja yang profesional dan berintegritas.

"Bekali para praja ilmu pengetahuan, keterampilan, sehingga kelak menjadi ASN profesional, integritas dan bermental melayani," kata mantan Kapolri itu.

Ia menambahkan, adanya kurikulum berwarna militer di kampus IPDN bukan berarti sesuatu yang buruk, tetapi memiliki nilai yang baik dalam menerapkan kedisiplinan, kebersihan dan kesetiaan terhadap negara.

"Tapi jangan menjadi over seperti betul-betul militer, misalkan kekerasan," katanya.

Baca juga: Seorang Calon Praja IPDN meninggal Saat Pendidikan Dasar

Baca juga: Palangka Raya Siapkan Lahan Untuk Asrama IPDN