BPBD Barito Selatan tetapkan status transisi pemulihan bencana karhutla

id BPBD Barito Selatan tetapkan status transisi pemulihan bencana karhutla,Barsel,Karhutla,Kebakaran lahan

BPBD Barito Selatan tetapkan status transisi pemulihan bencana karhutla

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Selatan, Alip Suraya. ANTARA/Bayu Ilmiawan

Buntok (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barito Selatan sudah menetapkan status transisi pemulihan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring menurunnya potensi kebakaran lahan setelah hujan makin sering terjadi.

"Dari status siaga dan tanggap darurat, saat ini kita sudah menetapkan status transisi pemulihan bencana karhutla," kata Kepala Pelaksana BPBD Barito Selatan Alip Suraya di Buntok, Kamis.

Ia mengatakan, status ini dalam rangka pemulihan atau pendinginan setelah beberapa waktu lalu ditetapkannya status tanggap darurat karhutla.

"Status transisi pemulihan bencana yang ditetapkan hingga akhir November 2019 mendatang dan status ini dalam upaya penanganan paska kebakaran hutan dan lahan pada saat ditetapkannya status tanggap darurat bencana," ucap Alip Suraya.

BPBD Barito Selatan melalui petugas pada posko-posko yang ada di lapangan akan terus bersiap siaga dan melakukan pendinginan pada lahan-lahan yang telah terbakar dan masih ada apinya.

Petugas yang melaksanakan penanganan pada status transisi ini bukan petugas gabungan, namun ditangani langsung oleh petugas dari BPBD Barito Selatan. Jika lokasinya berada di kecamatan yang jauh maka penanganannya diserahkan kepada petugas posko kecamatan yang terdiri dari Koramil, Polsek dan masyarakat peduli api.

"Kami terus melakukan pemantauan titik api atau hot spot melalui BMKG, karena di sana ada petugas kita yang menyampaikan laporan terkait hal itu dalam setiap harinya," ucapnya.

Berdasarkan informasi dari petugas yang ada di BMKG, terkadang masih ada terpantau titik panas. Jika itu terjadi, pihaknya langsung menuju titik tersebut untuk melakukan pemadaman.

"Untuk hot spot yang terpantau kadang-kadang ada, namun jumlahnya jauh lebih sedikit jika dibandingkan pada saat ditetapkannya status tanggap darurat bencana karhutla beberapa waktu lalu," ujarnya.

Menurut dia, titik api itu terpantau apabila ada warga yang membuka lahan dengan cara dibakar. Menyikapi itu, petugas langsung turun ke lapangan untuk melakukan pemadaman api tersebut hingga api benar-benar padam.

Alip Suraya mengimbau kepada masyarakat agar menahan diri supaya jangan membuka lahan dengan cara membakar.

"Kami mengharapkan partisipasi dan kesadaran masyarakat di daerah ini agar dalam membuka lahan supaya tidak dengan cara membakar," demikian Alip Suraya.