Komunikasi sosial sebagai metode pembinaan teritorial di Bartim

id Pemkab bartim, bartim, barito timur, komunikasi sosial, bupati, ampera ay mebas, tni, ancaman, konflik, terorisme, separatis, radikalisme

Komunikasi sosial sebagai metode pembinaan teritorial di Bartim

Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas (tengah) bersama FKPD usai pembinaan teritorial terpadu, komunikasi sosial antara aparatur pemkab dengan keluarga besar TNI Kodim 1012 Buntok di Tamiang Layang, Selasa. (ANTARA/Habibullah)

Tamiang Layang (ANTARA) - Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah Ampera AY Mebas menyambut baik dan mengapresiasi pembinaan teritorial terpadu yang dilaksanakan dengan tema komunikasi sosial bersama aparatur pemkab dan keluarga besar TNI Komando Distrik Militer 1012 Buntok.

Komunikasi yang dialogis, saling memberikan masukan dan informasi tentang permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa sangat diperlukan, sehingga diperoleh kesamaan pandangan dalam memahami setiap permasalahan, katanya di Tamiang Layang, Selasa.

"Sekaligus mencari solusi terkait kepentingan pertahanan dan keamanan negara yang harus dijaga," ungkapnya kepada ANTARA.

Dijelaskan Ampera, komunikasi sosial sebagai salah satu metode pembinaan teritorial adalah suatu cara yang diselenggarakan satuan jajaran TNI-AD yang berhubungan dengan kegiatan, untuk memelihara serta meningkatkan keeratan hubungan dengan segenap komponen bangsa.

Hal ini untuk mewujudkan saling pengertian dan kebersamaan, sehingga menimbulkan keinginan masyarakat untuk berpartisipasi pada pertahanan negara.

Komandan Kodim 1012 Buntok Letkol Inf Tuwadi mengatakan, tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia dari ancaman atau gangguan.

Pembinaan teritorial tak hanya menjadi tugas satuan, tetapi merupakan jati diri yang melekat dan menjadi nafas setiap prajurit TNI. Prajurit TNI diformat memiliki Iima kemampuan teritorial, salah satu diantaranya adalah kemampuan komunikasi sosial. 

"Dengan melakukan komunikasi sosial setiap prajurit dituntut memiliki kemampuan yang baik dan fleksibel saat bergaul dengan masyarakat," tegasnya.

Hingga pada akhirnya, apa yang menjadi tugas pokok dan keinginan terbaik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, akan menjadi pemahaman yang sama bagi seluruh komponen bangsa.

Pembangunan dapat dilaksanakan jika daerah dalam situasi keamanan yang kondusif, sehingga pemerintahan dan kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan baik.

"Kita tidak dihadapkan dengan situasi konflik bersenjata, walaupun pada beberapa daerah ada gerakan separatis yang secara terang-terangan membuka konflik bersenjata," tambahnya.

Saat ini bangsa dihadapkan pada suatu ancaman non konflik senjata yang dapat mengancam keselamatan negara. Kondisi itu perlu disikapi dan diantisipasi secara tepat. 

Pada beberapa diskusi disimpulkan bahwa ancaman nyata yang dihadapi negara kedepan adalah terorisme, radikalisme dan separatisme. Selain tiga ancaman tersebut dihadapkan pada ancaman Iainnya seperti bencana alam, wabah penyakit, serangan cyber dan berita hoax, hingga peredaran dan penyalahgunaa narkotika. 

"Untuk menghadapi ancaman yang tidak berbentuk konflik bersenjata, diperlukan pemahaman dan kerja sama dari semua komponen yang ada," kata Ampera.