Sampit (ANTARA) - Masyarakat Desa Pemantang Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah dicemaskan oleh kejadian banyaknya ikan yang mendadak mati di sungai sehingga menimbulkan kekhawatiran kondisi ini juga akan berdampak buruk terhadap manusia.
"Kami minta pemerintah kabupaten segera menyelidiki ini. Kami juga berencana melakukan sidak (inspeksi mendadak) untuk mengetahui masalah sebenarnya," kata Ketua Komisi II DPRD Kotawaringin Timur Hj Darmawati di Sampit, Senin.
Darmawati mengatakan, matinya banyak ikan tersebut terjadi dalam beberapa hari terakhir. Awalnya warga mengira kematian ikan tersebut hal biasa, namun ternyata jumlah ikan yang mati semakin banyak.
Politisi Partai Golkar ini mengaku baru menerima laporan dari masyarakat terkait kejadian itu. Masyarakat berharap peristiwa itu menjadi perhatian pemerintah daerah.
Masyarakat menduga banyaknya ikan mati itu terjadi akibat sungai yang tercemar. Indikasinya adalah kematian ikan terjadi secara mendadak dan dalam jumlah cukup banyak.
Banyaknya ikan yang mati menimbulkan bau busuk di sejumlah lokasi yang terdapat banyak ikan mati. Bahkan ada warga yang mengaku gatal-gatal ketika mencuci tangan di sungai.
Untuk mencegah dampak yang lebih buruk, masyarakat bergotong-royong membersihkan sungai dari bangkai ikan. Mereka khawatir air yang diduga tercemar dan ditambah banyaknya bangkai ikan akan berdampak buruk terhadap ternak sapi dan tanaman padi mereka.
Baca juga: Warga keluhkan dampak buruk meningkatnya aktivitas tongkang di Sungai Cempaga
Baca juga: Ketua RT di Kotim mengadu minta insentif dinaikkan
Kekhawatiran itu beralasan karena pertanian dan peternakan setempat mengandalkan air dari sungai tersebut. Hal yang sangat dikhawatirkan adalah kemungkinan dampaknya terhadap manusia karena sebagian warga masih mengandalkan air sungai untuk aktivitas dan kebutuhan sehari-hari.
"Kami berharap ini segera disikapi dengan menurunkan tim ke lapangan. Jangan dibiarkan. Takutnya benar terjadi pencemaran sungai, dampaknya bisa buruk bagi masyarakat," demikian tegas Darmawati.
Belum diketahui penyebab kematian ikan-ikan tersebut. Di kawasan itu memang ada terdapat perkebunan kelapa sawit, namun tidak diketahui penyebab pasti kejadian itu apakah akibat pencemaran atau lainnya.
Baca juga: Polisi dan masyarakat Kotim bahu-membahu membangun rumah warga tidak mampu
Baca juga: Memprihatinkan, puskesmas pelosok Kotim tanpa dokter
Dinas Perikanan bersama Dinas Lingkungan Hidup diharapkan segera menurunkan tim untuk meneliti kualitas air. Jika terbukti air sungai tercemar maka harus ditindaklanjuti secara serius dengan melibatkan instansi lain seperti kepolisian dan lainnya.