Indonesia krisis petani muda, BPTP Kalteng lakukan ini untuk mengatasinya

id Bptp kalteng, bptp, kalimantan tengah, kalteng, palangka raya, pertanian, petani, milenial, generasi muda, revolusi indistri 4.0, usia produktif, non

Indonesia krisis petani muda, BPTP Kalteng lakukan ini untuk mengatasinya

BPTP Kalteng bersama para narasumber dan peserta bimtek petani milenial di era 4.0 di Palangka Raya, Rabu, (20/11/2019). (ANTARA/Ho-BPTP Kalteng)

Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Kalimantan Tengah melakukan berbagai upaya, untuk mendorong generasi muda agar mau menjadi petani, salah satunya melalui bimbingan teknis petani milenial di era 4.0.

"Kita sekarang krisis petani muda. Sekitar 62 persen petani tergolong usia tua atau 47 tahun ke atas, sehingga perlu adanya regenerasi petani," kata Kepala BPTP Kalteng DR Syamsuddin di Palangka Raya, Rabu.

Sumber daya manusia (SDM) pertanian saat ini mengalami kondisi, yaitu lebih didominasi petani usia non produktif atau tua. Namun di sisi lain, Indonesia juga menghadapi bonus demografi, yakni usia produktif lebih banyak dibandingkan non produktif.

Ia menjelaskan, seharusnya kondisi itu menjadi peluang dan tantangan bagi sektor pertanian dalam menarik minat kaum muda, untuk menggeluti sektor pertanian dan industri pengolahannya.

"Kementerian Pertanian RI sejak tahun 2019, meluncurkan Program Petani Milenial sebagai upaya menumbuhkan wirausaha muda pertanian atau agro 'entrepreneurship' sehingga dapat tercipta lapangan pekerjaan, mengurangi urbanisasi dan pengangguran," terangnya.

Kemudian peranan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi sangat penting dalam menarik minat kaum muda menekuni pertanian. Sebab teknologi budidaya dan pemasaran hasil pertanian, telah berbasis inovasi data, serta andorid yang bisa dikendalikan.

Jadi pemikiran bahwa bertani itu kotor, tidak gaul, tidak menguntungkan harusnya bisa dihilangkan. Itulah yang pihaknya harapkan dari bimtek tersebut, yakni membangun pola pikir kaum muda tani di Kalteng.

"Jadi kami terus berupaya mengajak generasi muda untuk kembali ke sektor pertanian, yakni menumbuhkan semangat menjadi wirausaha muda pertanian," harap Syamsuddin.

Sebanyak 115 peserta dari Palangka Raya, terdiri dari Pemuda Tani, Mahasiswa Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR) dan Muhammadiyah Palangka Raya, SMK Pertanian, alumni penumbuhan wirausaha muda pertanian UPR, serta penyuluh pertanian kota dan provinsi.

Materi yang disampaikan para nasumber, seperti kebutuhan melek teknologi informasi (TI) petani milenial menghadap industri 4.0, serta inovasi balitbangtan mendukung petani milenial di Kalteng oleh Dani Medionovianto dari Balai Besar Pengkajian Balitbangtan Bogor.

Selain itu juga disampaikan materi penumbuhan wirausaha muda pertanian atau 'agro entrepreneurship' oleh peneliti BPTP Kalteng Dr Anang Firmansyah. Kemudian 'urban farming hidroponik' dan jamur tiram yang disampaikan alumni penumbuhan wirausaha muda pertanian UPR yaitu Suhendro dan Huryodin Ghofur.