Kisah Aria Permana, bocah obesitas mampu turunkan berat badan hingga 110 kilogram

id Aria Permana,bocah obesitas,Ade Rai,binaragawan

Kisah Aria Permana, bocah obesitas mampu turunkan berat badan hingga 110 kilogram

Aria Permana dan Ade Rai (Instagram.com/ade_rai)

Jakarta (ANTARA) - Aria Permana, bocah obesitas asal Karawang, Jawa Barat yang dulu untuk sekedar menunjuk sesuatu saja sulit, kini sudah mampu bermain sepakbola.

Bobot tubuh yang menyusut kurang lebih sekitar 110 kilogram dari semula sekitar 193 kilogram, menjadi salah satu alasannya.

Apa yang dia jalani selama tiga tahun terakhir untuk menurunkan berat badan, ternyata bukan proses yang menyiksa dirinya.

Ade Rai, binaragawan yang menjadi salah satu motivator Aria mengatakan, ada pola diet hingga latihan fisik yang Aria jalani, namun tak dipandang sebagai beban.

"Santai saja dia. Enggak ada beban. Lihat saja Instagramnya, (unggahan tentang) saya kurus, mana ada," kata dia kepada Antara melalui sambungan telepon, Kamis (23/1).

"Saya pikir suatu hal yang wajar saja Aria bisa turun berat badannya. Tetapi menurut saya, penurunan Aria ini murni karena Aria sendiri. Saya lebih sekedar memotivasinya saja sebagai bagian dari orang-orang yang peduli akan perilaku sehat," imbuh Ade.

Dari sisi latihan fisik, Aria memulai dari sekedar berdiri dan berjalan. Untuk memotivasi Aria berdiri, Ade menghadiahkan gim video kesukaan Aria. Syaratnya, dia harus berusaha memainkannya sambil berdiri dan disanggupi.

Saat sudah mampu berdiri, Aria perlahan diminta berjalan. Kini, Aria sudah bisa melakukan latihan fitnes seperti gerakan squad, menarik beban, memukul bola hingga mengangat barbel.
Aria Permana bersama ibunya menunjukkan pakaian yang dulu digunakannya di kampung Pasir Pining, Desa Cipurwasari, Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat, Selasa (18/6/2019). ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/aww.


"Dia tidak ada program, tetapi dia kan bermain ya jadi bergerak terus. Bayangin punya anak kecil usia 5,10 tahun mana pernah diam di rumah. Sekarang sudah bergerak normal. Latihan tangan, dada, menggunakan alat," papar Ade.

"Aria masuk tahap satu latihan, ketika berat badan turun. Ke dua, mengubah komposisi tubuhnya menjadi lebih baik ketika jumlah otot lebih banyak dari lemak," imbuh dia.

Dari sisi makanan, setidaknya dua jenis asupan yang perlahan Aria kurangi (namun disesuaikan dengan kebutuhan tubuh) yakni bahan makanan mengandung tepung seperti mi instan dan gorengan, serta berkalori tinggi.

Memang ini relatif tak mudah, karena Aria awalnya merengek meminta gorengan di waktu-waktu tertentu.

"Kebalikannya Aria sekarang sudah tidak seperti itu lagi. Sudah jarang (meminta gorengan)," kata Ade.

Pola makan sehat dan berimbang termasuk pilihan variasi makanan sehat juga Ade informasikan pada orang tua Aria.

Ade berharap, cerita Aria bisa menjadi pelajaran berharga sekaligus inspirasi bagi semua orang terutama yang ingin menurunkan berat badan badannya ke bobot normal.