Padang (ANTARA) - Penyidik Kepolisian Resor Kota Padang, Sumatera Barat memasukkan pasal yang memuat ancaman pidana mati bagi tersangka kasus pemerkosaan anak di Bungus, yang berujung meninggalnya sang korban.
"Memang ada penambahan pasal dari pasal yang dikenakan sebelumnya, penambahan dilakukan setelah korban meninggal dunia," kata Kepala Satuan Reskrim Polresta Padang AKP Edriyan Wigunadi Padang, Kamis.
Pasal yang ditambahkan bagi tersangka bernama Amiruddin tersebut adalah pasal 81 ayat (5) Perpu Nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-undang.
Pasal 81 ayat 5 berbunyi: dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 76D, menimbulkan korban lebih dari satu, mengakibatkan luka berat, gangguan jiwa, penyakit menular, terganggu atau hilang fungsi reproduksi, dan atau korban meninggal dunia.
Pelaku dipidana mati, seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 10 dan paling lama 20 tahun.
Pasal lainnya yang dimasukkan adalah Pasal 82 ayat (4) yang berbunyi: dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pasal 76E menimbulkan korban lebih satu orang, mengakibatkan luka berat, gangguan jiwa, penyakit menular,
Terganggu atau hilangnya fungsi reproduksi, dan atau korban meninggal dunia, pidananya ditambah 1/3 dari ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Adapun ancaman pidana yang termuat dalam pasal 82 ayat (1) adalah paling singkat lima tahun, dan paling lama 15 tahun, serta denda maksimal Rp5 miliar.
Korban dalam peristiwa itu adalah Tr (12), yang meninggal dunia di RSUP M Djamil Padang, pada Senin (30/12).
Ia berada di rumah sakit untuk menerima penanganan medis terhadap penyakit kanker serviks yang diderita.
Kanker serviks yang diderita oleh korban ditengarai karena perbuatan yang ia terima dari tersangka.
Pada bagian lain untuk perjalanan kasusnya, Edriyan mengatakan berkas kasusnya sudah diserahkan ke kejaksaan.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Seksi Pidana Umum Kejari Padang Yarnes, yang menerima penyerahan berkas pada Jumat (17/1).
"Saat ini kami tengah meneliti kelengkapan berkas kasus, kami juga berencana untuk melakukan ekspose kasus," katanya diwawancarai di ruang kerja.
Berita Terkait
Pasien anak rawat inap akibat vape melonjak hingga 733 persen
Selasa, 23 April 2024 15:57 Wib
Penyegaran warna dari CLASSY Yamaha semakin tingkatkan antusiasme konsumen
Senin, 22 April 2024 18:15 Wib
Berikut strategi dalam mengatasi kecemasan sosial pada anak
Senin, 22 April 2024 17:45 Wib
Kenali dampak buruk konsumsi gula berlebihan pada bayi
Senin, 22 April 2024 17:44 Wib
Begini cara Tasya Kamila atasi batuk pilek pada anak
Senin, 22 April 2024 17:12 Wib
Wabup Kotim kecam tindakan asusila terhadap dua anak kandung
Jumat, 19 April 2024 21:14 Wib
Psikologis anak penting diperhatikan saat terapi diabetes
Kamis, 18 April 2024 14:58 Wib
Zayn Malik berbagi kisah tentang anak perempuannya
Kamis, 18 April 2024 11:56 Wib