Media massa diminta sebarluaskan pemberitaan terkait kanker

id yayasan kanker indonesia,media massa,diminta,berita ,kanker,edukasi,masyarakat,sebarluaskan

Media massa diminta sebarluaskan pemberitaan terkait kanker

Pakar onkologi sekaligus Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof DR Aru W Sudoyo saat diwawancarai di RSCM Jakarta, Selasa (4/2/2020). ANTARA/Muhammad Zulfikar

Jakarta (ANTARA) - Yayasan Kanker Indonesia (YKI) meminta media massa di Tanah Air agar turut serta dan berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi yang bisa mengedukasi masyarakat terkait kanker.

"Saya mau katakan kepada media tolong bangunkan rakyatnya dan bantu untuk mengedukasi masyarakat agar kita bisa mengurangi angka kanker," kata Ketua umum YKI Prof DR Aru W Sudoyo di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan media massa mempunyai peran yang besar termasuk jangkauannya dalam menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat luas.

Selama ini, ujar dia media massa memang sudah turut membantu dalam hal penyebarluasan informasi tentang kanker. Namun, hal tersebut belum begitu maksimal.

"Saya berharap itu gerakan datang dari hati. Tujuannya agar penyakit kanker di Tanah Air bisa terus kita tekan," ujarnya.

Peran tersebut diharapkan bisa lebih jauh lagi dengan cara menyajikan informasi mengenai kanker secara berkala dan terus menerus. Sehingga masyarakat mengetahui beragam upaya pencegahan termasuk penanganan penyakit itu.

"Itu akan jauh lebih berarti dari pada ceramah yang disampaikan kanan kiri," tambahnya.

Secara pribadi Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut mengaku cukup sering diwawancari atau dimintai pendapat dari wartawan apabila ada orang penting yang meninggal akibat kanker.

Oleh sebab itu, ke depan, ia berharap peran media massa jauh lebih maksimal lagi agar upaya pencegahan dan penanganan kanker di Tanah Air dapat dikurangi.

Sementara Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Terawan Agus Putranto menjelaskan penanganan kanker tidak bisa dibebankan pada satu pihak saja, melainkan harus ada kerja sama dengan berbagai elemen lainnya. Baik itu melibatkan masyarakat, kementerian kesehatan maupun organisasi filantropi dan lain sebagainya.

"Penanganan atas unknown disease atau penyakit yang masuk kategori tidak diketahui penyebabnya memang butuh campur tangan banyak pihak berkompetensi," ujar dia.