Intensitas hujan menurun, banjir di Barsel berangsur surut

id Pemkab barsel, barsel, desa kayamban, tabak kanilan, banjir, hujan, bencana, bpbd, badan penanggulangan bencana, buntok

Intensitas hujan menurun, banjir di Barsel berangsur surut

Kepala Desa Kayumban, Kecewaciano. (ANTARA/Bayu Ilmiawan)

Buntok (ANTARA) - Kondisi banjir di Desa Kayumban, Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah sudah mulai surut atau mengalami penurunan.

"Sebelumnya debit air cukup tinggi dan pada hari ini berangsur surut," kata Kepala Desa Kayumban, Kecewaciano usai Musrenbang Kecamatan Gunung Bintang Awai di Tabak Kanilan, Rabu.

Ia mengatakan, debit air yang menggenangi pekarangan rumah warga sudah mulai turun, yakni dari ketinggian sekitar 60 hingga 65 sentimeter menjadi 40 sentimeter dan kondisinya aman bagi masyarakat, meskipun sebagian jalan masih tergenang air.

Dengan surutnya air, lahan pertanian milik warga di Desa Kayumban aman, sehingga tidak terjadi gagal panen. Surutnya debit air karena tidak terjadi hujan dalam beberapa hari terakhir ini, namun jika intensitas hujan dalam beberapa hari kedepan meningkat, tidak menutup kemungkinan akan terjadi banjir susulan.

Menurutnya, pada saat banjir Pemkab Barsel melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah melakukan monitoring. Karena kondisi masih aman dan tidak berpengaruh besar terhadap perekonomian warga, maka bantuan masih belum diserahkan.

"Pada saat debit air sedang tinggi, sekolah dasar di Desa Kayumban tidak diliburkan dan yang diliburkan adalah Taman Kanak-kanak (TK)," jelasnya.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Barsel Suwono mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan sudah mendirikan posko sejak Januari 2020 lalu. Pihaknya juga telah melakukan rapat koordinasi bersama instansi terkait, seperti Dinas Sosial, Polres dan Kodim 1012 Buntok.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan kepala desa dan melakukan pemantauan sejak awal Januari lalu. Kalau ada informasi dari masyarakat secara langsung maupun media sosial terkait bencana, maka kami akan langsung turun ke lapangan untuk melihat kondisinya," ucapnya.

Apabila suatu desa debit airnya terus mengalami peningkatan dan berpengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat, maka pihaknya akan mengevakuasi dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak banjir dalam waktu paling lambat 12 jam.

Sementara itu berdasarkan pantauan di lapangan, banjir yang terjadi di Desa Tabak Kanilan juga mulai surut, hal itu tampak terlihat dari kondisi pekarangan rumah warga sudah tidak tergenang air.