Buah lokal yang hanya panen sekali setahun jadi berkah masyarakat Palangka Raya

id Buah lokal,Palangka Raya,Buah lokal yang hanya panen sekali setahun,jadi berkah masyarakat Palangka Raya,katiau, buah mata kucing, manamun, siwau, umb

Buah lokal yang hanya panen sekali setahun jadi berkah masyarakat Palangka Raya

Pedagang menunjukkan buah lokal yang dijajakan di Jalan Yos Sudarso, Palangka Raya, Kamis (13/2/2020) (ANTARA/Rendhik Andika)

Palangka Raya (ANTARA) - Musim panen buah lokal di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat di Kota Palangka Raya.

"Musim panen buah lokal ini menjadi berkah tersendiri bagi kami. Rata-rata sehari kami bisa menjual sekitar 50 Kg setiap jenisnya," kata penjual buah lokal musiman, Yusnani di Jalan Yos Sudarso, Palangka Raya, Kamis.

Wanita berambut sebahu itu menerangkan bahwa musim panen buah lokal di Kalimantan Tengah ini biasanya terjadi hanya setahun sekali dan hanya berlangsung selama tiga bulan yakni pada Januari hingga Maret.

Setidaknya ada beberapa jenis buah lokal yang ia jajakan seperti buah katiau, buah mata kucing, manamun, siwau, umbing atau belimbing hitam, dara, langsat kahayan, maritam merah dan hitam, keriwon, menjalin, karamu, kapul kuning, luwi, mentawa, papaken, timun batu, ramania dan kesturi.
Pedagang menjajakan buah lokal di Palangka Raya, Kamis (13/2/2020) (Antara/Rendhik Andika)

Sebagai kategori buah musiman, harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau dimulai dari Rp15.000 hingga Rp25.000 perkilogram, tergantung jenis buah dan kondisinya. Selain itu untuk jenis buah lokal tertentu juga dijual dengan sistem satuan dengan tentang harga Rp5-20 ribu berbuah.

"Buah-buahan itu sebagian berasal dari Kabupaten Barito Selatan dan sebagian lainnya berasal dari Kabupaten Gunung Mas. Yang paling banyak dicari warga sendiri adalah buah Kapul Kuning dengan ciri khas buah berwarna kuning dengan rasa manis legit," kata warga Palangka Raya itu sembari menunjukkan buah Kapul tersebut.

Seorang pembeli, Ernawati mengaku memiliki kenangan tersendiri dengan datangnya musim buah lokal Kalimantan yang memiliki cita rasa manis dan asam.

"Waktu kecil saya sering makan buah-buahan ini. Namun saat ini kondisinya cukup sulit di dapat meski sudah masuk masa panen," kata wanita berhijab itu usai membeli langsat kahayan dan katiau.

Sementara itu, Kepala Seksi Bahan Pokok dan Barang Penting, Dinas Perdagangan Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kota Palangka Raya, Markus Sitorus mengatakan keberadaan pedagang buah lokal itu harus dilestarikan.

"Musim panen buah lokal ini menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah warga terutama warga di hulu sungai dan pedagang. Memang saat ini belum ada pendataan dan penataan pedagang musiman ini. Namun kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait," kata Markus di ruang kerjanya.