Aula Jayang Tingang dipertimbangkan untuk kegiatan nonpemerintahan

id Pemprov kalteng, kalteng, kalimantan tengah, palangka raya, ajt, aula jayang tingang, aula hasupa hasundau, pendapatan daerah, aset, gedung pertemuan

Aula Jayang Tingang dipertimbangkan untuk kegiatan nonpemerintahan

Eskalator atau tangga jalan di Aula Jayang Tingang Setda Kalteng. (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (ANTARA) - Aula Jayang Tingang Setda Provinsi Kalimantan Tengah telah dilakukan 'soft opening' atau pembukaan kecil dengan digelarnya suatu kegiatan yang dihadiri Gubernur Sugianto Sabran beberapa waktu lalu.

Sekretaris Daerah Kalteng Fahrizal Fitri di Palangka Raya, Selasa mengatakan, aula tersebut merupakan salah satu bagian komponen barang milik daerah yang bisa disewakan kepada pihak ketiga, salah satunya untuk pesta pernikahan.

"Hanya saja hal seperti itu masih dalam pertimbangan, masih perlu kami kaji. Sebab jika digunakan untuk kegiatan seperti itu, apakah bisa memastikan keamanan asetnya ataukah tidak," jelasnya.

Menurutnya apabila dimanfaatkan, guna menambah pendapatan daerah dengan sewa aula untuk pesta pernikahan, namun malah membahayakan aset-aset yang ada, tentu pihaknya tidak akan melakukan hal tersebut.

"Jadi kami lihat dulu nanti, kalau kegiatan seperti itu tetap bisa mengamankan asetnya tak masalah, tetapi kalau tidak bisa, tentu tidak akan dilakukan," tuturnya.

Aula Jayang Tingang yang baru saja direnovasi tersebut memiliki dua lantai dan kini dilengkapi dengan eskalator atau tangga jalan untuk menuju lantai kedua.

Pada aula tersebut terdapat banyak ornamen Dayak yang menghiasi setiap sudut ruangan. Konsep seperti itu sengaja dipilih guna menunjukkan kearifan lokal atau ciri khas daerah kepada siapa pun yang memasukinya.

"Peresmiannya belum, sebab masih ada sejumlah hal yang perlu dilengkapi. Namun secara fungsional sudah dan 'soft opening' sudah. Kami berharap bisa segera melakukan peluncuran atau 'launching'," ungkap Fahrizal.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Aula Jayang Tingang itu namanya mungkin berganti menjadi Aula Hasupa Hasundau untuk bagian lantai dua, sedangkan lantai pertama tetap sama.

"Pertimbangan perubahan nama lebih kepada maknanya, yakni pertemuan antara kita," katanya.