Kalangan industri konstruksi nilai perlu pembaruan teknologi dalam pembangunan infrastruktur

id Kalangan industri konstruksi , pembaruan teknologi,pembangunan infrastruktur,infrastruktur

Kalangan industri konstruksi nilai perlu pembaruan teknologi dalam pembangunan infrastruktur

Foto udara pembangunan konstruksi tol Padang - Sicincin di KM 25 Jalan Bypass, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Senin (3/2/2020).  (ANTARA/Iggoy el Fitra)

Jakarta (ANTARA) - Kalangan industri konstruksi menilai diperlukan pembaruan teknologi konstruksi guna mendukung keberhasilan pembangunan infrastruktur baik jalan tol, perumahan, maupun saluran air untuk mengendalikan banjir yang terus digalakkan pemerintah saat ini.

General Manager PT Prima Graha Bangun Tunggal Indriyanto Isnugroho di Jakarta, Rabu, mengatakan dukungan teknologi konstruksi tersebut diperlukan agar pembangunan infrastruktur agar semakin mudah dikerjakan, lebih cepat, lebih kuat, lebih hemat.

"Selan itu juga lebih bermanfaat dengan menggunakan tenaga masyarakat setempat dan kekayaan sumber alam yang ada," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya mengembangkan teknologi konstruksi Prima Wall System (PWS) yang mampu menghemat waktu dan biaya dalam pengerjaan proyek infrastruktur namun dengan mutu tetap terjamin.

Teknologi PWS terdiri dari panel-panel beton bertautan yang berbentuk khusus dan berfungsi untuk membuat saluran, turap, serta bak beton. Panel prefab ini berukuran fleksibel dan berbentuk bujur sangkar atau trapesium.

Menurut dia, dengan bobot yang ringan dan dapat diangkut hanya oleh 1 – 2 orang tenaga kerja, tidak memerlukan alat besar dan berat, sehingga panel PWS ideal untuk diterapkan di lokasi yang tidak dapat diakses oleh kendaraan

Direktur PT Prima Graha Bangun Tunggal, Michael Aloen Chandranata menambahkan panel-panel beton PWS telah diaplikasikan untuk berbagai keperluan dalam pembangunan seperti saluran perkotaan dan saluran tersier, sekunder, bendung , turap, reservoir.

"Panel-panelnya sangat mudah diprabrikasi di dekat lokasi proyek, mudah dirangkai menjadi struktur oleh tenaga masyarakat artinya bisa melibatkan dari sumber daya warga setempat," katanya.

Sejumlah proyek infrastruktur yang telah memanfaatkan teknologi konstruksi tersebut yakni pembangunan saluran lebar dan tinggi 1,5 m proyek PLN Talaud, saluran bentuk trapesium tol Batang- Semarang sepanjang 25 km, saluran perkotaan sampai dengan pelosok-pelosok Tanggerang sepanjang 17 km.

"Pemanfaatan teknologi ini bisa kerja sama dengan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) sehingga mendukung pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan pendapatan mereka," katanya.