Sepi peminat, pilkada jalur perseorangan kurang menguntungkan

id pilkada jalur perseorangan kurang menguntungkan,Kupang ,pilkada serentak,Pilkada 2020,Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr Ahmad

Sepi peminat, pilkada jalur perseorangan kurang menguntungkan

Ilustrasi - Logo Pilkada serentak 2020. (Antara/HO)

Kupang (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr  Ahmad Atang MSi mengatakan, sepinya minat bakal calon perseorangan dalam pilkada serentak 2020, lebih disebabkan karena jalur perseorangan kurang menguntungkan.

"Mencermati fenomena sepinya calon perseorangan yang meramaikan dinamika politik lokal, saya berkesimpulan bahwa pilihan melalui jalur partai jauh lebih menguntungkan secara politik dibandingkan melalui jalur perseorangan," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Jumat.

Dia mengemukakan pandangan itu, berkaitan dengan kurangnya minat bakal calon perseorangan yang bertarung dalam kontestasi Pilkada serentak 2020, dan apakah karena modal politik ataukah jalur perseorangan kurang menguntungkan.

Menurut mantan Pembantu Rektor I UMK itu, calon perseorangan sebetulnya merupakan kebijakan afirmatif, karena partai dianggap belum mampu melaksanakan fungsi rekrutmen secara baik.

"Maka ruang masyarakat yang ingin masuk untuk merebut jabatan publik, namun tidak diakomodir oleh partai politik dapat melalui calon perseorangan," katanya menjelaskan.

Namun, fenomena umum memperlihatkan bahwa dukungan suara yang terpenuhi melalui KTP, ternyata berbanding terbalik dengan hasil pilkada, bahkan lebih buruk karena yang mendukung belum tentu memilih.

Di sini kata dia, calon perseorangan belum mampu membangun pemilih loyal, dan justeru yang terjadi adalah pemilih rentan yang labil.

Fakta inilah yang menimbulkan perasaan traumatik bagi mereka yang berminat merebut jabatan politik melalui jalur perseorangan.

Pada hal, dilihat dari modal politik, sebetulnya antara jalur partai dan jalur perseorangan, memiliki beban finansial yang sama, bahkan tidak ada yang lebih murah dibanding yang lain, katanya.

Artinya, politik biaya tinggi selalu menghantui pasangan calon, baik melalui jalur partai maupun perseorangan.

Karena itu, sudah saatnya calon perseorangan dipikirkan untuk sebaiknya dihapus saja, katanya.

Terkait peluang, dia mengatakan antara calon perseorangan maupun jalur partai memiliki nyali petarung yang sama, karena dalam politik tidak ada kepastian kecuali kemungkinan.

Artinya, nyali takut kalah tidak dimiliki oleh para kompetitor karena mereka maju untuk siap menang melawan siapa saja tapi kalau kalah itulah takdir.