Potensi Bartim jadi penyangga IKN dipaparkan ke Dewan Riset Daerah

id kalimantan tengah,kalteng,kabupaten barito timur,bartim,bupati bartim,ampera ay mebas

Potensi Bartim jadi penyangga IKN dipaparkan ke Dewan Riset Daerah

Bupati Bartim Ampera AY Mebas (kiri dua) paparkan potensi daerah dihadapan Ketua Komisi II DRD Kalteng Prof Dr Saputera MSi saat audensi di aula rapat Kantor Bupati Bartim di Tamiang Layang, Senin. ANTARA/Habibullah Area lampiran

Tamiang Layang (ANTARA) - Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah Ampera AY Mebas meyakini sektor pertanian di kabupaten yang dipimpinnya sangat potensial jika dikembangkan sebagai salah satu daerah penyangga ibu kota negara baru di wilayah Kalimantan Timur.

Bartim merupakan penghasil gabah terbesar keempat di Kalteng dan telah memiliki rice milling unit atau penggilan padi modern yang dapat menopang kebutuhan pangan di IKN nantinya, kata Ampera saat memaparkan potensi Bartim saat audensi dengan Dewan Riset Daerah Kalteng di Tamiang Layang, Senin.

"Adanya RMU ini bukan untuk mencari keuntungan, tetapi lebih kepada membantu petani dengan membeli gabahnya. Misal, di pasar harga gabah Rp6.000 per kg, maka akan dibeli dengan harga Rp6.100 dengan maksud petani menerima untung dari penjualan gabahnya," tambahnya. 

Selain itu, potensi sayuran dan buah-buahan akan ditarget bisa memenuhinya pada pada tahun 2021. Pengembangan potensi sayur dan buah mulai dilaksanakan pada tahun 2020 ini. Melalui anggaran desa, Pemerintah desa ditekankan agar melaksanakan program pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayuran.

Ampera mengatakan mulai tahun 2020, Kabupaten Bartim sudah mulai memproduksi telor itik dan ayam. Bahkan ada beberapa hal yang menjadikan Kabupaten Bartim sangat potensial, salah satunya jarak tempuh melalu jalur darat dengan IKN yang baru.

"Untuk mendukung pertanian sawah, telah dilaksanakan peninjauan terkait bendungan atau embung yang ada di Bartim. Pada jaringan irigasi tersier pada Embung Karau dan Embung Tampa perlu pembenahan," kata dia.

Sumber mata air embung tersebut berasal dari pegunungan di Desa Muara Awang Kecamatan Dusun Tengah.  Mata air yang ada di Desa Muara Awang mencapai 980 meter dari permukaan laut sehingga air terus mengalir.

Baca juga: 129 peserta tidak hadiri tes SKD CPNS Pemkab Bartim

Bupati Bartim itu mengatakan untuk pembenahan bendungan, masih tetap memerlukan dukungan dari Pemprov Kalteng. Demikian juga terkait kelestarian bahan baku air murni dari Desa Muara Awang. Di sana ada Izin Usaha Pertambangan, maka perlu kelestarian lingkungannya dengan pengawasan pertambangan.

"Bartim juga sebagai daerah penghasil karet. Perlu ada strategi maupun campur tangan Pemprov Kalteng agar harga karet bisa meningkat, dimana harga karet saat ini Rp5.500 – Rp7.300 per kilogram. Harapan masyarakat harga karet bisa mencapai Rp13 ribu per kilogram,” demikian Ampera.

Paparan terkait potensi daerah Kabupaten Bartim disampaikan Bupati Bartim Ampera AY Mebas saat audensi dengan Dewan Riset Daerah Provinsi Kalteng di aula Rapat Bupati Bartim di Tamiang Layang, Senin.

Audiensi dengan DRD Kalteng dipimpin Bupati Ampera dengan dihadiri Sekda Bartim Eskop , Kepala Bappeda Panahan Moetar dan seluruh kepala perangkat daerah. Sedangkan rombongan DRD Kalteng dipimpin Ketua Komisi II DRD Kalteng Prof Dr Saputera MSi.

Baca juga: Aksi bersih sampah di Pasar Tamiang Layang diharapkan tingkatkan kesadaran masyarakat

Baca juga: Oknum hakim PN Tamiang Layang Bartim dilaporkan ke KY