Akibat COVID-19, pariwisata Indonesia rugi 500 juta dolar AS

id Luhut Binsar Pandjaitan,pariwisata Indonesia ,Akibat COVID-19, pariwisata Indonesia rugi 500 juta dolar AS

Akibat COVID-19, pariwisata Indonesia rugi 500 juta dolar AS

Dua orang wisatawan berfoto di atas jembatan di antara gugusan batu granit di kawasan Sepempang, Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (9/2/2020). Menurut komunitas pegiat wisata Natuna bernama Generasi Pesona Indonesia (GenPI), adanya kebijakan penempatan 238 Warga Negara Indonesia (WNI) pascaevakuasi dari Wuhan, China di Natuna membuat puluhan agen wisata mengubah jadwal kedatangan wisata. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa sektor pariwisata Indonesia ditaksir mengalami kerugian hingga 500 juta dolar AS (sekira Rp6,9 triliun) karena terimbas wabah COVID-19.

"Data dari Bank Indonesia, bidang pariwisata 500 juta dolar AS per bulan kerugiannya," katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Luhut menjelaskan pemerintah telah membuat langkah antisipasi untuk mengatasi kerugian di sektor pariwisata dengan membuat paket-paket wisata.

Purnawirawan Jenderal TNI itu menuturkan sebanyak 173 juta turis China berwisata ke seluruh dunia. Jumlah tersebut setara dengan 270 miliar dolar AS.

Indonesia, kata Luhut, hanya kebagian dua juta turis asal China. Sementara itu turis China ke Singapura bisa mencapai enam juta orang, dan ke Jepang juga mencapai enam juta.

"Itu saja kita sudah ribut padahal dampak turis ini kepada pekerjaan kecil itu luar biasa. Spending turis paling besar per kepala itu China sekarang. Amerika kalah," katanya.

Luhut mengaku sedih melihat komentar-komentar kalangan pintar terhadap turis China.

"Lha kalau dia bawa uang dan spending uangnya di sini kan biar saja. Mau dari bulan kek, kan enggak ada urusan," katanya.

Oleh karena itu, sektor pariwisata menjadi salah satu kontributor untuk membantu mendorong perekonomian nasional. Bahkan, turis China yang jumlahnya besar itu ditargetkan Presiden bisa mencapai 10 juta kunjungan di masa mendatang.