Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengatakan proses perizinan menjadi titik rawan terjadinya tindak pidana korupsi (tipikor) yang berujung pada kerusakan lingkungan.
"Dalam kajian KPK terkait pengelolaan SDA (Sumber Daya Alam), proses perizinan menjadi titik rawan terjadinya tindak pidana korupsi yang berujung pada kerusakan lingkungan," ucap Alex melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut dikatakannya saat memberikan sambutan dalam diskusi kelompok terarah (focus group discussion) bertema "Menjerakan Pelaku Kejahatan Sumber Daya Alam (SDA) dan Lingkungan Hidup (LH) melalui Pendekatan Pemulihan Kerugian Negara serta Pemulihan Kerusakan Lingkungan" yang diselanggarakan KPK di gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta, Rabu (26/2).
Alex menjelaskan meski sudah 74 tahun Indonesia merdeka namun angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi. Ironisnya, banyak penduduk miskin yang berada di lokasi melimpahnya SDA seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
"Dengan mudah kita bisa melihat kemiskinan ada di sana, di sekitar lokasi tambang atau hutan yang seharusnya bisa menjadi sumber untuk menyejahterakan mereka," ucap Alex.
Jika dicermati, kata dia, tata ruang yang tidak jelas justru menjadi celah korupsi bagi kepala daerah untuk memperjualbelikan izin.
"Tata ruang akhirnya menjadi 'tata uang'. Uang untuk mendapatkan izin," ujar dia.
Berdasarkan hal itu, KPK mengajak berbagai pihak seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan(KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta masyarakat sipil bersinergi memberikan efek jera kepada pelaku tindak pidana korupsi yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
"Kalau kami bisa menindak korupsinya, hadirin sekalian bisa menindak perilaku perusakan lingkungannya, itu akan menjadi sangat efektif. Bisa membuat mereka jera," kata Alex.
Sementara itu, Direktur Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum KLHK Jasmin Ragil Utomo mengatakan masih ada kendala dalam gugatan perdata SDA dan lingkungan hidup.
Di antaranya, kata dia, masih relatif sulitnya memperoleh data aset calon tergugat atau termohon eksekusi untuk keperluan sita jaminan/sita eksekusi, pemulihan fungsi lingkungan hidup memakan waktu lama sementara pelaksanaan eksekusi harus tuntas.
Kemudian, belum adanya ketentuan mengenai selisih antara dana yang digunakan untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup dengan nilai putusan jika kurang atau lebih.
"Intinya, meski nilai kerugian lingkungan telah diputuskan hakim, eksekusi pemulihan dan penggantian kerugian tidak mudah dilaksanakan," kata Jasmin.
Sedangkan peneliti dari Auriga, Grahat Nagara menyarankan beberapa hal dalam menghadapi munculnya tantangan upaya hukum untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup. Menurut dia, perlu dilakukan penyitaan aset untuk memaksa pelaksanaan eksekusi.
"Selain itu, perlu mendefinisikan ulang kerusakan lingkungan sebagai bagian kerugian negara serta penjeraan lebih lanjut kepada pelaku dengan pencabutan izin, baik itu izin lingkungan maupun izin usaha," ujar Grahat.
Adapun diskusi tersebut bertujuan mendalami model dan strategi yang tepat untuk menjerakan pelaku korupsi di sektor SDA dan lingkungan hidup. Model dan strategi itu nantinya diharapkan dapat digunakan oleh aparat penegak hukum dan pengambil kebijakan.
Berita Terkait
Layanan perizinan on site, inovasi DPMPTSP Kalteng bantu masyarakat secara langsung
Kamis, 21 Maret 2024 7:57 Wib
Bupati Kotim perintahkan telusuri perizinan bangunan besar akan dijadikan mal
Senin, 4 Maret 2024 20:10 Wib
DPMPTSP Kotim terapkan pelayanan jemput bola
Senin, 15 Januari 2024 20:56 Wib
Minta perizinan PT ATA dicabut, Bupati Gumas surati Gubernur Kalteng
Jumat, 15 Desember 2023 15:18 Wib
Pemkot Palangka Raya perluas jangkauan MPP di kelurahan pinggiran
Kamis, 7 Desember 2023 16:47 Wib
Pemerintah permudah perizinan untuk tingkatkan investasi di Palangka Raya
Rabu, 29 November 2023 9:15 Wib
PLN-Kejati Kalteng tingkatkan pemahaman hukum dalam infrastruktur ketenagalistrikan
Sabtu, 25 November 2023 6:11 Wib
Pemkot Palangka Raya permudah perizinan UMKM agar naik kelas
Selasa, 21 November 2023 6:27 Wib