Inflasi Kalteng tertinggi kedua se-Kalimantan

id Tpid, inflasi, kalteng, kalimantan tengah, palangka raya, sampit, kalimantan, kalimantan barat, deflasi, emas, ayam ras, bawang putih, bawang merah, c

Inflasi Kalteng tertinggi kedua se-Kalimantan

Jumpa pers TPID Kalteng periode Februari 2020 di Palangka Raya, Selasa, (3/2/2020). (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (ANTARA) - Pada Februari 2020 Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami inflasi hingga 0,59 persen (mtm) menempati peringkat tertinggi kedua se-Kalimantan, setelah Kalimantan Barat.

"Sedangkan inflasi kota di Kalteng, yakni Palangka Raya 0,63 persen (mtm) dan Sampit 0,55 persen (mtm)," kata Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kalteng Yudo Herlambang di Palangka Raya, Selasa.

Inflasi pada Februari itu meningkat dibandingkan Januari 2020 yang hanya sebesar 0,06 persen (mtm). Selain itu inflasi Kalteng pada Februari tersebut lebih tinggi dibandingkan capaian nasional yang hanya sebesar 0,28 persen (mtm).

Tingkat inflasi Kalteng dipengaruhi sejumlah faktor, diantaranya makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,54 persen, perumahan, air, listrik dan bahan bakar -0,01 persen, serta transportasi 0,02 persen.

Ia menjelaskan, secara rinci komoditas penyumbang inflasi sangat beragam, seperti di Palangka Raya secara berturut-turut mulai dari yang tertinggi meliputi daging ayam ras, bawang putih, ikan gabus, cabai rawit dan bawang merah.

"Sedangkan di Sampit, meliputi bawang putih, daging ayam ras, rokok kretek, cabai rawit dan bawang merah," katanya di sela jumpa pers Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) periode Februari 2020.

Berdasarkan pantauan dan evaluasi TPID yang terdiri dari berbagai instansi terkait, komoditas daging ayam ras mengalami peningkatan sejak pertengahan Februari. Sedangkan bawang merah dan putih sempat mengalami lonjakan namun mulai mereda.

"Kemudian gula pasir mengalami peningkatan harga secara konsisten sejak Desember 2019," kata Yudo Herlambang.

Lebih lanjut ia menjelaskan, prospek pada Maret mendatang untuk 'administered prices', kelompok angkutan kemungkinan akan mengalami penurunan harga, setelah berlalunya masa libur.

Untuk 'core' kelompok komoditas ikan tangkapan suplainya berkurang selama musim hujan dan komoditas emas perhiasan volatilitas harganya masih dipengaruhi kondisi perekonomian global yang terus diwarnai ketidakpastian.

Terakhir, 'volatile foods' komoditas bawang merah dan putih secara nasional harganya mulai mereda namun masih tinggi, serta gula diperkirakan terus naik karena stoknya terbatas.