Harga gula dan bawang di Palangka Raya 'meroket' akibat corona

id palangka raya,harga gula naik,harga bawang meroket,Harga gula dan bawang di Palangka Raya meroket,harga gula,gula,bawang putih,corona, virus corona,CO

Harga gula dan bawang di Palangka Raya 'meroket' akibat corona

salah satu pedagang saat melayani sejumlah pembeli di Palangka Raya. (Foto Anton)

Palangka Raya (ANTARA) - Harga bahan rempah-rempah yang mengalami kenaikan yang cukup drastis di Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah, juga diikuti dengan harga kenaikan gula dan bawang putih yang melambung tinggi akibat adanya wabah virus corona di Tanah Air.

"Untuk harga gula per kilogramnya saat ini mencapai Rp19 ribu dari harga sebelumnya Rp13 ribu. Sedangkan untuk harga bawang putih Rp42 ribu dari harga biasa Rp32 ribu - 35 ribu per kilogramnya," kata salah satu pedagang Pasar Tradisioal, Yanti di Palangka Raya belum lama ini.

Ia mengatakan, kenaikan harga gula dan bawang putih tersebut akibat adanya COVID-19 atau virus corona yang melanda di Tanah Air, sehingga mempengaruhi perekonomian di Indonesia khususnya di 'Kota Cantik' Palangka Raya. 

Dia mengungkapkan, kenaikan harga tersebut sudah terjadi saat satu bulan yang lalu. Sedangkan untuk saat ini persedian gula dan bawang putih mulai menipis.

Pedagang lainnya, Mulyono mengatakan, untuk saat ini persediaan gula dan bawang putih mulai menipis, akibat mahalnya baik dari pihak distributor dalam daerah maupun luar daerah.
Sejumlah kebutuhan pokok yang berada di salah satu toko di Palangka Raya. (Foto Anton)

Sehingga pihak enggan membeli gula dan bawang putih karena sudah mencapai harga Rp300 ribu - Rp400 ribu per karungnya dari harga awal Rp130 ribu per karung. Sedangkan untuk harga bawang putih kini mencapai harga Rp400 ribu per karung dari harga awal Rp100 ribu.

Salah satu warga Jalan Pramuka Raya, Kecamatan Jekan Raya, Palangka Raya, Arisani Yati, berharap pemerintah dapat membuat sebuah trobosan tentang budidaya tebu hingga bawang , agar pabrik-pabrik gula dalam negeri dapat memproduksi gula sendiri. Sehingga tidak mengimpor gula dan bawang putih dari luar daerah.

"Peran pemerintah harusnya tanggap dan bisa memberikan solusi terbaik bagi para pedagang maupun para konsumen terkait naiknya harga-harga barang hingga rempah-rempah, dimana saat ini masih diburu warga walaupun harganya selangit," kata ibu dua orang anak itu.

Selain itu, kata Yati, kenaikan harga gula dan bawang putih sangat berpengaruh terhadap masyarakat, terutama bagi para pedagang kecil yang menjual makanan ringan serta warung - warung kecil. Sehingga dapat berdampak pada kenaikan harga pada makanan dan minuman yang dijual para pedagang. 

Pihaknya juga berharap, pemerintah bisa segera mengatasi persoalan-persoalan yang selama ini menjadi perhatian masyarakat khususnya harga barang yang dinilai cukup tinggi akibat virus corona, terutama menjelang Idul Fitri. 

Sehingga, barang-barang yang dianggap perlu untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat, bisa diantisipasi sejak dini. 


Penulis: Antonio Mesias Joya (anak magang dari SMKN-1 Buntok, Kabupaten Barito Selatan)