Erick Thohir: 4,7 juta masker disediakan dalam waktu dekat

id Erick Thohir,4 juta masker ,masker

Erick Thohir: 4,7 juta masker disediakan dalam waktu dekat

Pengumuman stok masker kosong terpasang disalah satu toko alat kesehatan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (19/3/2020). Petugas mengaku stok masker dan cairan pembersih tangan sudah habis setelah penyebaran Virus Corona (COVID-19) yang telah ditetapkan sebagai pandemik oleh World Health Organization (WHO). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/hp.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan ketersediaan masker sebanyak 4,7 juta lembar dalam waktu dekat untuk mendukung penanganan COVID-19.

"BUMN Farmasi terus memproduksi kebutuhan yang kita bisa, misalnya masker. 'Insya Allah' tanggal 31 Maret akan tersedia 4,7 juta masker," ujar Menteri Erick melalui konferensi video di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan BUMN Farmasi sudah mendapatkan bahan baku masker dari sejumlah negara sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Bahan baku kertasnya itu kita ambil dari negara lain. Tapi masker secara keseluruhan bisa produksi sendiri. Kalau bahan baku itu saya tidak mau terbuka, karena takut shortage. Pokoknya kita dapat sumber bahan baku sehingga bisa produksi," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, BUMN Farmasi juga memiliki pasokan obat untuk pasien positif COVID-19. Obat itu sudah digunakan sejumlah negara untuk menangani COVID-19.

"Karena kita tahu, yang terpenting saat ini obat tersedia untuk yang sakit. Jumlahnya cukup signifikan," katanya.

Erick juga mengatakan bahwa pihaknya telah memesan alat tes (test kit) virus corona tipe baru atau COVID-19 dari Swiss.

"Kita beli juga dari Swiss. Kita sudah order dan akhir bulan ini datang dan kita akan lakukan distribusinya," ujarnya.

Ia mengemukakan pihaknya memprioritaskan pemesanan alat tes COVID-19 itu dengan metode pengambilan air liur.

"Jadi alat test kit ada dua macam, ada yang air liur, ada yang darah. Kita memprioritaskan air liur, karena air liur ini akan dipergunakan untuk rumah sakit," ujarnya.

"Nah, apakah keputusan ini berbeda dengan yang lain, saya gak mau jawab itu. Yang penting sekarang harus ada karena kita tidak mau masyarakat panik," kata Erick menegaskan.

Terkait alat perlindungan diri (ADP), Erick mengatakan pihaknya juga terus berupaya untuk memenuhi ketersediaannya sehingga tidak mengganggu proses penanganan COVID-19.

"Kita tidak mau nanti para dokter, perawat yang sebagai ujung tombak tidak tersedia. Bahkan, Alhamdulillah temen-temen swasta ingin bantu juga, baik masker maupun APD. Nanti, juga kita bentuk tim untuk menampung ini. Kita benar-benar berupaya maksimal sesuai dengan arahan Presiden," katanya.