FMIPA UPR produksi 'hand sanitizer' dan siap bantu unit pelayanan kesehatan

id Covid-19, virus corona, hand sanitizer, cairan pembersih tangan, fakultas mipa, upr, universitas palangka raya, produksi, alkohol

FMIPA UPR produksi 'hand sanitizer' dan siap bantu unit pelayanan kesehatan

Dosen Kimia Fakultas MIPA UPR Muhammad Rendy Iqbal (kanan) dan Dyah Ayu Pramoda Wardani saat membuat cairan pembersih tangan atau 'hand sanitizer' di Palangka Raya, Selasa, (24/3/2020). (ANTARA/Makna Zaezar)

Palangka Raya (ANTARA) - Fakultas MIPA Universitas Palangka Raya (UPR) Provinsi Kalimantan Tengah, membuat cairan pembersih tangan (hand sanitizer) dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona (COVID-19).

"Pembuatan hand sanitizer yang kami lakukan sebenarnya adalah tindakan penanggulangan atau preventif COVID-19, jadi bersifat insidental," kata Pelaksana Tugas Wakil Dekan Bidang Akademik FMIPA UPR Karelius di Palangka Raya, Selasa.

Menurutnya, tujuan awal hanya untuk kalangan sendiri, yaitu di lingkungan fakultas dan mendukung program universitas membantu unit-unit pelayanan kesehatan terkait penanggulangan COVID-19 di wilayah setempat.

Hanya saja pihaknya menemui kendala karena ketersediaan bahan baku saat ini sulit didapat, utamanya alkohol. Sebab tampaknya masyarakat juga berlomba-lomba membeli alkohol untuk membuat hal serupa.

"Saat ini kami sedang memesan bahan baku berupa alkohol. Apabila bisa memproduksi dalam jumlah besar, rencananya akan kami distribusikan juga ke unit atau fasilitas kesehatan lain di luar UPR," katanya.

Lebih lanjut ia mengingatkan kepada masyarakat yang mencoba membuat hand sanitizer secara mandiri, agar berhati-hati dan benar-benar memerhatikan komposisinya sesuai yang telah disarankan BPOM yang merujuk pada WHO.

Intinya, hand sanitizer yang berfungsi dengan baik, persentase alkoholnya harus di atas 60 persen dan kalau memungkinkan juga diberikan campuran tambahan berupa hidrogen peroksida sekitar tiga persen, juga bahan lain seperti gliserin atau gliserol.

Sementara itu Dosen Kimia dan Kepala Laboratorium Kimia FMIPA UPR Rendy Muhamad Iqbal mengingatkan, hand sanitizer rentan terbakar apabila terkena api karena berbasis alkohol. Sehingga harus dijauhkan dari sumber panas atau api, serta jangan sampai terkena mata.

"Namun yang lebih penting untuk diketahui, agar masyarakat tetap mengutamakan cuci tangan dan tidak hanya bergantung pada hand sanitizer. Terlalu sering menggunakan hand sanitizer tapi tidak mencuci tangan, malah akan membuat residu kuman atau bakteri menumpuk di tangan," katanya.