Sungai Mapam meluap, sejumlah rumah warga di Sukamara terendam

id Pemkab sukamara, sukamara, pmi, palang merah indonesia, banjir, desa pangkalan muntai

Sungai Mapam meluap, sejumlah rumah warga di Sukamara terendam

Palang Merah Indonesia (PMI) Sukamara bersama Tim Kesehatan Puskesmas Sukamara, meninjau lokasi banjir di Desa Pangkalan Muntai, Kecamatan Sukamara, Jumat, (27/3/2020). (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)

Sukamara (ANTARA) - Banjir terjadi di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah, tepatnya di Desa Pangkalan Muntai, Kecamatan Sukamara yang mengakibatkan sejumlah rumah warga terendam.

Kepala Markas PMI Sukamara Riyandi, Sabtu mengatakan, meski saat ini pencegahan penyebaran virus corona (COVID-19) menjadi fokus utama di semua daerah, namun pihaknya tetap siaga terhadap kondisi lainnya, termasuk banjir tersebut.

"Banjir terjadi akibat meluapnya daerah aliran sungai (DAS) Mapam karena curah hujan yang sangat tinggi beberapa pekan terakhir," katanya di Sukamara.

Pihaknya pun langsung menurunkan empat anggota Satgana guna memastikan kondisi dari banjir tersebut. Sebelum peninjauan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan tim kesehatan di Puskesmas Sukamara.

Koordinasi itu untuk meminta bantuan dalam hal pengecekan kesehatan bagi warga yang rumahnya terkena banjir, sehingga dapat dipastikan semuanya dalam keadaan aman dan sehat.

“Kami minta bantuan Puskesmas Sukamara. Pada kesempatan itu, Wakil Ketua Bidang Sosial dan Pelayanan Kesehatan dr Angga turun langsung untuk ikut memastikan kondisi warga disana,” katanya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, semua warga yang terkena dampak banjir, dinyatakan dalam kondisi sehat. Namun, pihaknya tetap mengimbau supaya warga waspada, agar selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.

Dari hasil peninjauan di lapangan, ada sekitar delapan rumah warga yang sudah terendam air dengan ketinggian mencapai 20 sentimeter. Kondisi itu cukup mengkhawatirkan, mengingat curah hujan yang masih tergolong tinggi.

Selain melakukan pemeriksanaan kesehatan, pihaknya juga melakukan pendataan terhadap warga yang terkena dampak banjir. Hal itu guna memastikan kedepannya, apakah dampak banjir semakin meluas atau tidak.

“Memang tidak ada warga yang sakit, tetapi kami tetap mengupayakan bergerak secara cepat dalam mengantisipasi kondisi kesehatan warga yang dibantu oleh tim kesehatan,” ungkap Riyandi.

Meskipun saat ini kondisi air hanya merendam delapan rumah, tetapi pihaknya tetap turun ke lapangan tanpa harus menunggu musibah banjir berdampak lebih besar. Dari jumlah kecil seperti itu, sudah pihaknya lakukan peninjauan dan pemantauan, supaya masyarakat tetap merasa aman dan nyaman.