Mengapa harus gunakan masker saat keluar rumah di tengah pandemi corona?

id masker,masker kain,corona,covid 19,Mengapa harus gunakan masker saat keluar rumah di tengah pandemi corona?

Mengapa harus gunakan masker saat keluar rumah di tengah pandemi corona?

Pejalan kaki menggunakan masker melintas di kawasan MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (4/4/2020). Berdasarkan data Pemerintah hingga Sabtu (4/4/2020), jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 2.092 orang dengan jumlah pasien sembuh mencapai 150 orang dan kasus meninggal dunia mencapai 191 orang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.

Jakarta (ANTARA) - Meskipun Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan hanya mereka yang sakit yang mengenakan masker, ternyata studi terbaru mengarahkan semua orang harus bermasker untuk mencegah penularan infeksi virus corona baru (COVID-19).

Apakah Anda merasa sedang sakit atau sehat tanpa keluhan, sebaiknya Anda mengenakan masker terutama ketika bepergian pada situasi sekarang.

Kenapa? Karena, berdasarkan studi terbaru oleh Komisi Tetap Penyakit Menular dan Ancaman Abad 21 di Amerika Serikat, virus corona bisa menular melalui percakapan dan pernapasan normal dengan orang yang terpapar.

Kesimpulan studi yang dipublikasikan di laman Academy of Science Engineering Medicine dan menjawab pertanyaan resmi Gedung Putih itu secara tegas menyebut bahwa virus corona bisa menyebar hanya melalui percakapan dan pernapasan.

Baca juga: Belum ada pembuktian corona menular via udara , kata guru besar FKUI

Setelah konfirmasi dari para ilmuwan itu, Amerika Serikat bahkan sekarang menganjurkan semua warganya mengenakan masker, pembaruan imbauan yang disampaikan dua hari lalu.

Produksi masker di AS pun digenjot. Gugus Tugas COVID-19 Gedung Putih, sesuai dengan Undang-Undang Produksi Pertahanan, disarankan untuk mengarahkan pangkalan manufaktur meningkatkan kapasitas produksi masker, di luar upaya 3M, yang telah menggandakan produksi masker N95 global menjadi sekitar 100 juta sebulan.

Mereka juga berencana untuk mendorong menjadi 2 miliar masker dalam setahun. Negara ini harus menggunakan kembali kapasitas produksi yang ada untuk mengatasi pasokan kritis dan memberikan tantangan bagi produsen nasional untuk menghasilkan surplus 1 miliar masker pada akhir April 2020 dan setidaknya 1 miliar per minggu sesudahnya.

Upaya itu akan mencukupi kebutuhan beberapa masker semua orang Amerika per minggu. Biaya produksi diharapkan kurang dari 1 dolar per masker atau 1 miliar dolar per minggu, tulis TechCrunch.

Baca juga: Ribuan buku siap temani masyarakat Gumas selama #dirumahaja

"Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (The Centers for Disease Control/CDC) merekomendasikan orang Amerika mengenakan masker kain," kata Trump dalam briefing pers coronavirus Jumat (3/4).

“Ini sukarela. Saya tidak berpikir saya akan melakukannya," tambahnya.

CDC memperbarui situs webnya Jumat untuk menambahkan bagian pada masker pelindung. “Kami sekarang tahu dari penelitian baru-baru ini bahwa sebagian besar orang dengan coronavirus tidak memiliki gejala (asimptomatik) dan bahkan mereka yang pada akhirnya mengembangkan gejala (pra-gejala) dapat menularkan virus kepada orang lain sebelum menunjukkan gejala.”

Sehubungan dengan bukti baru ini, CDC merekomendasikan untuk mengenakan masker kain dalam pengaturan publik di mana langkah-langkah jarak sosial lainnya sulit untuk diterapkan di daerah-daerah tertentu.

CDC merekomendasikan warga AS mengenakan masker kain karena masker bedah saat ini pasokannya sangat terbatas.

Baca juga: Patuhi Presiden, Kemenkumham tak bebaskan napi koruptor

Baca juga: Dampak corona, penjualan Volvo anjlok 18 persen

Baca juga: Benarkah suhu dan iklim berpengaruh besar terhadap corona?