Jakarta (ANTARA) - Para ilmuwan mengatakan bumi menjadi lebih tenang selama orang-orang menjalani masa karantina mandiri saat lockdown diberlakukan di tengah pandemi virus corona (COVID-19).
Kurangnya berbagai aktivitas manusia menurunkan ambien kebisingan seismik (getaran di kerak bumi) sebesar 30 persen.
Keheningan yang dihasilkan di saat lockdown sejelas pembacaan seismik permukaan yang biasa para ilmuwan dengar dari instrumen yang sama yang terkubur 100 meter di bawah permukaan bumi, membuat pengukuran lebih spesifik dan lebih mudah untuk digunakan dan dipahami.
Jika masa karantina ini berlangsung lebih lama maka para ilmuwan mengatakan akan mampu mengobservasi bumi lebih baik.
Dengan menurunnya suara kebisingan seismik maka alat pendeteksi bisa mengenali adanya gempa bumi yang paling kecil sekalipun dan meningkatkan upaya memonitor aktivitas vulkanis dan kejadian-kejadian seismik lain.
COVID-19, menurut pakar cuaca Dr Marshall Shepherd, juga membuat suara dengan gelombang infrasonik (suara yang tak bisa didengar manusia) juga berkurang.
Berita Terkait
Gempa magnitudo M5,4 guncang Maluku
Selasa, 27 Februari 2024 7:50 Wib
Terjadi 39 kali gempa susulan di Banten
Senin, 26 Februari 2024 14:41 Wib
Pasangan Ganjar-Mahfud siap memerahkan "Bumi Blambangan"
Rabu, 7 Februari 2024 15:55 Wib
Pemkot Palangka Raya hapus denda pajak bumi dan bangunan
Senin, 29 Januari 2024 16:58 Wib
Kerja sama minyak dan gas bumi antara Indonesia-Venezuela
Sabtu, 27 Januari 2024 13:10 Wib
LMF 2023 jadi wujud nyata Blibli Tiket Group selamatkan bumi
Kamis, 23 November 2023 11:48 Wib
Gempa magnitudo 5,1 guncang Papua Pegunungan
Kamis, 16 November 2023 12:00 Wib
Legislator Kapuas dukung pendataan objek pajak baru PBB
Jumat, 13 Oktober 2023 5:30 Wib