Wabup Barsel klarifikasi penghentian tiga posko pantau COVID-19
Buntok, Kalteng (ANTARA) - Wakil Bupati Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Satya Titiek Atyani Djoedir mengklarifikasi sekaligus membantah terkait adanya informasi berhentinya tiga posko pantau COVID-19 di wilayah setempat.
"Sebenarnya tidak ada penghentian operasional posko secara permanen seperti pemberitaan. Yang ada, kami mengevaluasi seluruh kegiatan terhadap pencegahan dan penanganan COVID-19 yang telah dilaksanakan," kata Satya saat konferensi pers di Buntok, Minggu.
Dikatakan, evaluasi tersebut dilakukan terhadap seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan selama 9 hari terhitung dari 30 Maret sampai 8 April 2020 dalam rangka untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan, melengkapi berbagai kekurangan agar posko bisa berjalan lebih efektif dan efisien.
Terkait dengan dana untuk menunjang kegiatan gugus tugas COVID-19 dan posko pantau itu juga telah dibicarakan dengan dewan sehingga mendapat persetujuan DPRD dengan Nomor 172/93/DPRD/2020 tanggal 31 Maret 2020, dan dana yang telah disetujui DPRD Barito Selatan sebesar Rp 1,3 miliar dan ditambah dana tak terduga sebesar Rp 2 miliar.
Setelah dilakukan evaluasi secara menyeluruh, lanjut Satya, ditetapkan beberapa perubahan untuk posko pantau, seperti posko pantau yang ada di Desa Kalahien digeser ke simpang Pendang, dan posko pantau yang berada di pelabuhan Pasar Lama serta bundaran Sababilah tetap pada posisi semula.
Sedangkan petugas yang bertugas pada posko tersebut dibagi dengan dua shif per hari dari pukul 08.00-20.00 WIB, dan setiap shif terdiri dari 6 orang yang terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP, BPBD, Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
"Posko pantau tersebut kembali operasional dimulai pada 10 April 2020. Jadi pada intinya tidak ada penghentian operasional posko pantau tersebut secara permanen, dan yang ada kita melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan," kata Satya.
Baca juga: Dinkes Barsel : Hasil 'rapid test' belum bisa menjadi acuan
Selain itu, berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan tim gugus tugas hingga saat ini telah melaksanakan upaya pencegahan dengan melakukan sosialisasi dan penyemprotan desinfektan , serta menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS).
Dia mengatakan untuk penanganan COVID-19 di RSUD Jaraga Sasameh Buntok, telah disediakan tiga ruang isolasi untuk perawatan pasien berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dengan jumlah tempat tidur sebanyak 11 bed.
"Kami juga telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan melakukan penyelidikan epidemiologi sekaligus pemantauan rutin terhadap orang yang beresiko terpapar virus corona, termasuk melakukan pendataan dan menginventarisir buruh, pekerja, karyawan dan masyarakat miskin terdampak COVID-19," ucapnya.
Kemudian melakukan evaluasi Dana Desa (DD) untuk masyarakat terdampak, melaksanakan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat dengan memasang baliho, siaran radio, website pemerintah daerah serta melalui media cetak, elektronik dan media sosial lainnya.
Kegiatan lainnya yang sudah dilakukan yakni menyampaikan informasi dan progres perkembangan COVID-19, baik status Orang Dalam Pemantauan (ODP), PDP maupun positif melalui website pemerintah daerah.
"Melakukan patroli secara berkala, serta melaksanakan pemantauan ketersediaan sembako pada distributor besar, dan berdasarkan hasil pemantauan, ketahanan pangan di Barsel dalam keadaan aman," jelasnya.
Acara konferensi pers yang berlangsung di aula kantor Bupati Barito Selatan itu dihadiri Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Barito Selatan, H. Suhardi, dan Kepala Dinas Kesehatan, dr Djulita Kurniadia Palar.
Usai melakukan konferensi pers, Wakil Bupati bersama rombongan melakukan pemantauan pos pantau COVID 19 yang berada di tiga tempat di wilayah setempat.
Baca juga: Peserta ijtima Gowa asal Barsel terindikasi terpapar COVID-19 dari hasil rapid test
Baca juga: Pemkab Barsel kembali terbitkan surat edaran imbauan pelaksanaan kegiatan keagamaan
Baca juga: Penerima program bantuan sosial pangan di Barsel harus tepat sasaran
"Sebenarnya tidak ada penghentian operasional posko secara permanen seperti pemberitaan. Yang ada, kami mengevaluasi seluruh kegiatan terhadap pencegahan dan penanganan COVID-19 yang telah dilaksanakan," kata Satya saat konferensi pers di Buntok, Minggu.
Dikatakan, evaluasi tersebut dilakukan terhadap seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan selama 9 hari terhitung dari 30 Maret sampai 8 April 2020 dalam rangka untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan, melengkapi berbagai kekurangan agar posko bisa berjalan lebih efektif dan efisien.
Terkait dengan dana untuk menunjang kegiatan gugus tugas COVID-19 dan posko pantau itu juga telah dibicarakan dengan dewan sehingga mendapat persetujuan DPRD dengan Nomor 172/93/DPRD/2020 tanggal 31 Maret 2020, dan dana yang telah disetujui DPRD Barito Selatan sebesar Rp 1,3 miliar dan ditambah dana tak terduga sebesar Rp 2 miliar.
Setelah dilakukan evaluasi secara menyeluruh, lanjut Satya, ditetapkan beberapa perubahan untuk posko pantau, seperti posko pantau yang ada di Desa Kalahien digeser ke simpang Pendang, dan posko pantau yang berada di pelabuhan Pasar Lama serta bundaran Sababilah tetap pada posisi semula.
Sedangkan petugas yang bertugas pada posko tersebut dibagi dengan dua shif per hari dari pukul 08.00-20.00 WIB, dan setiap shif terdiri dari 6 orang yang terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP, BPBD, Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
"Posko pantau tersebut kembali operasional dimulai pada 10 April 2020. Jadi pada intinya tidak ada penghentian operasional posko pantau tersebut secara permanen, dan yang ada kita melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan," kata Satya.
Baca juga: Dinkes Barsel : Hasil 'rapid test' belum bisa menjadi acuan
Selain itu, berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan tim gugus tugas hingga saat ini telah melaksanakan upaya pencegahan dengan melakukan sosialisasi dan penyemprotan desinfektan , serta menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS).
Dia mengatakan untuk penanganan COVID-19 di RSUD Jaraga Sasameh Buntok, telah disediakan tiga ruang isolasi untuk perawatan pasien berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dengan jumlah tempat tidur sebanyak 11 bed.
"Kami juga telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan melakukan penyelidikan epidemiologi sekaligus pemantauan rutin terhadap orang yang beresiko terpapar virus corona, termasuk melakukan pendataan dan menginventarisir buruh, pekerja, karyawan dan masyarakat miskin terdampak COVID-19," ucapnya.
Kemudian melakukan evaluasi Dana Desa (DD) untuk masyarakat terdampak, melaksanakan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat dengan memasang baliho, siaran radio, website pemerintah daerah serta melalui media cetak, elektronik dan media sosial lainnya.
Kegiatan lainnya yang sudah dilakukan yakni menyampaikan informasi dan progres perkembangan COVID-19, baik status Orang Dalam Pemantauan (ODP), PDP maupun positif melalui website pemerintah daerah.
"Melakukan patroli secara berkala, serta melaksanakan pemantauan ketersediaan sembako pada distributor besar, dan berdasarkan hasil pemantauan, ketahanan pangan di Barsel dalam keadaan aman," jelasnya.
Acara konferensi pers yang berlangsung di aula kantor Bupati Barito Selatan itu dihadiri Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Barito Selatan, H. Suhardi, dan Kepala Dinas Kesehatan, dr Djulita Kurniadia Palar.
Usai melakukan konferensi pers, Wakil Bupati bersama rombongan melakukan pemantauan pos pantau COVID 19 yang berada di tiga tempat di wilayah setempat.
Baca juga: Peserta ijtima Gowa asal Barsel terindikasi terpapar COVID-19 dari hasil rapid test
Baca juga: Pemkab Barsel kembali terbitkan surat edaran imbauan pelaksanaan kegiatan keagamaan
Baca juga: Penerima program bantuan sosial pangan di Barsel harus tepat sasaran