Produksi sampah rumah tangga di Kuala Pembuang capai 15 ton

id Pemkab seruyan, kuala pembuang, tempat pembuangan akhir, sampah, rumah tangga, tpa

Produksi sampah rumah tangga di Kuala Pembuang capai 15 ton

Tempat pembuangan akhir (TPA) di Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Seruyan, Selasa, (28/4/2020). (ANTARA/Radianor)

Kuala Pembuang (ANTARA) - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah Priyo Widagdo menyampaikan, produksi sampah rumah tangga yang ada di Kota Kuala Pembuang mencapai sekitar 15 ton per hari.

“Per hari sampah rumah tangga kita kurang lebih 15 ton, untuk wilayah perkotaan,” katanya saat dikonfirmasi di Kuala Pembuang, Rabu.

Lanjut dia, rata-rata truk sampah dua atau tiga kali sehari, minimal dua kali angkut, dengan asumsi 10 ton per angkut, maka hasilnya bisa lebih dari 15 ton per harinya.

Sampah rumah tangga tersebut hanya dari wilayah perkotaan atau sejumlah empat desa dan dua kelurahan, yakni Desa Sungai Undang, Persil Raya, Pematang Limau dan sebagian di Desa Pematang Panjang, serta Kelurahan Kuala Pembuang I dan II.

Ia menjelaskan 15 ton per hari itu hanya sampah rumah tangga dan belum termasuk sampah ranting pohon, maupun bongkaran rumah dan lainnya. Mungkin kalau ditambahkan dengan sampah tersebut, maka hasilnya bisa sampai 20 ton lebih per hari.

Tempat pembuangan akhir (TPA) yang dimiliki sudah hampir penuh, untuk mengatasi hal tersebut DLH sedang berupaya menyiapkan lokasi pembuatan TPA baru.

Tujuannya agar sebelum sarana yang lama penuh, maka perlu adanya pembangunan yang baru, guna memudahkan dalam pembuangan sampah.

“Kami berharap lokasi tersebut bisa cepat ada, sehingga bisa cepat juga dilakukan pembangunannya,” jelas Priyo.

Ia menambahkan, sebenarnya pihaknya sudah ada lahan kosong di belakang sarana yang lama sekitar 1,5 hektare. Hanya saja posisinya terpotong dengan sarana yang pertama, sekitar 1 hektare dan berstatus lahan hutan produksi konversi. 

“Jadi tidak mungkin negara membeli tanah negara sendiri. Untuk bisa dibangun, lahan tersebut harus dialihfungsikan terlebih dulu, agar bisa dilakukan ganti rugi dan bisa dilakukan pembangunan,” ucapnya.