Kemendes PDTT telah menyalurkan Rp978 miliar untuk Padat Karya Tunai

id Kemendes PDTT,Rp978 miliar untuk Padat Karya Tunai, program Padat Karya Tunai Desa ,PKTD

Kemendes PDTT telah menyalurkan Rp978 miliar untuk Padat Karya Tunai

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar memberikan pemaparan dalam Jumpa Pers melalui Webinar di Kemendes PDTT Jakarta, Rabu (27/5/2020). ANTARA/Katriana/pri.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan kementeriannya telah menyalurkan dana sebesar Rp978 miliar untuk program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) sampai 26 Mei 2020.

"Jadi ini PKTD per 26 Mei 2020," kata Mendes dalam jumpa pers melalui Webinar di Kemendes PDTT Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan dari dana tersebut, besaran upah yang telah disalurkan adalah sebanyak Rp256,3 miliar. Sedangkan jumlah pekerja yang dapat terserap sebanyak 281.304 jiwa.

Baca juga: Kemendes PDTT telah salurkan Rp2,9 triliun untuk BLT Dana Desa

Kemudian, terkait dengan proses penyalurannya, ia mengakui ada kendala sehingga menunda penyaluran PKTD yang bersumber dari Dana Desa tersebut.

"Terkait dengan PKTD Dana Desa memang ada stuck di pelaksanaan karena semua fokus menangani BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dana Desa. Dengan demikian Padat Karya Tunai Desa cenderung mengalami stuck," katanya.

Namun demikian, penyaluran program bantuan tersebut masih terus dipantau sehingga tetap terkendali.

"(Ini) terus kita update juga. Tapi memang rata-rata desa masih fokus pada BLT Dana Desa," kata Menteri Halim yang kerap disapa Gus Menteri.

Setelah penyaluran BLT Dana Desa berjalan dengan baik, ia meyakini pelaksanaan program PKTD akan kembali difokuskan sebagai salah satu upaya untuk merangsang geliat ekonomi di desa.

Baca juga: Kemendes: 47.030 desa telah salurkan BLT Dana Desa tanggap COVID-19

Setelah memberikan stimulus terhadap perekonomian desa, Padat Karya Tunai Desa diharapkan juga dapat meningkatkan daya beli di desa.

"Dan dananya masih ada, karena menurut hitung-hitungan kita justru melebihi dari simulasi yang awal," kata dia.

Berdasarkan perhitungan tersebut, sebanyak 31 persen dari Dana Desa adalah untuk BLT Dana Desa, kemudian 10 persen untuk pencegahan dan penanganan COVID-19.

"Berarti ada sekitar 60 persen untuk relaksasi dan gerakan-gerakan ekonomi lainnya pasca-COVID-19," kata dia lebih lanjut.