Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan Jerman akan meluncurkan aplikasi pelacakan kontak COVID-19 pekan ini, dikutip dari Reuters pada Senin.
Aplikasi tersebut akan menggunakan Bluetooth jarak pendek untuk mengontak orang-orang yang mungkin telah terpapar oleh seseorang yang terkena virus corona, dan tidak bergantung pada basis data terpusat.
Pelacakan kontak melibatkan orang yang terinfeksi untuk mengetahui di mana mereka berada dan dengan siapa mereka mungkin berhubungan, dengan tujuan memperlambat penyebaran virus.
Baca juga: Selandia Baru gunakan aplikasi 'buku harian digital' untuk lacak COVID-19
Sementara beberapa negara lain, termasuk Indonesia, telah meluncurkan aplikasi pelacakan kontak, kemajuan lebih lambat tampak di Amerika Serikat yang mengkhawatirkan tentang privasi dan akurasi.
Selain itu, Jerman akan melonggarkan pembatasan perjalanannya untuk negara-negara Uni Eropa dan Inggris pada hari Senin.
Baca juga: WHO siapkan aplikasi virus Corona untuk periksa gejala dan lacak kontak
Baca juga: Korsel lacak wabah virus corona baru di klub malam Seoul
Baca juga: Pendiri Instagram ciptakan situs web untuk lacak penyebaran COVID-19
Berita Terkait
Facebook hapus beberapa fitur dengan pelacakan lokasi
Selasa, 10 Mei 2022 10:47 Wib
Lima orang positif hasil pelacakan omicron di Bandung
Rabu, 26 Januari 2022 17:32 Wib
Google Chrome tunda pemblokiran cookie pelacakan hingga 2023
Jumat, 25 Juni 2021 16:39 Wib
Google tunda pemblokiran cookie pelacakan Chrome
Jumat, 25 Juni 2021 11:23 Wib
Pelacakan Satgas temukan 43 warga terjangkit COVID-19 di Bartim
Minggu, 28 Maret 2021 8:29 Wib
Binatang penular COVID-19 masih jadi misterius
Kamis, 11 Februari 2021 11:05 Wib
Google akan hadirkan fitur anti-pelacakan untuk Android
Senin, 8 Februari 2021 9:41 Wib
Pelacakan kasus COVID-19 di Lamandau gencar dilakukan
Senin, 23 November 2020 11:52 Wib