ULM siapkan tiga opsi perkuliahan hadapi normal baru

id ulm,rektor ulm,opsi,normal baru,banjarmasin

ULM siapkan tiga opsi  perkuliahan  hadapi normal baru

Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi. (ANTARA/Firman)

Banjarmasin (ANTARA) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menyiapkan tiga opsi dalam menghadapi normal baru sebagai penyesuaian kehidupan kampus di tengah pandemi COVID-19.

Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi mengatakan, mengacu pada ketentuan pemerintah menuju normal baru maka kampus yang dipimpinnya masih melihat tren kasus penyebaran virus corona di Kalimantan Selatan belum menurun sehingga belum membuka perkuliahan tatap muka.

"Kalau melihat data saat ini dengan 2.392 kasus positif dan kematian 152 orang serta tren peningkatan setiap hari cukup signifikan, maka kami belum berani membuka kampus untuk perkuliahan tatap muka," katanya di Banjarmasin, Minggu.

Adapun tiga opsi yang dimaksud Sutarto yaitu pertama jika pada tanggal 2 September 2020 yang dijadwalkan hari pertama masuk perkuliahan untuk tahun akademik 2020-2021, tren kasus COVID-19 tetap tinggi alias zona merah maka kuliah sepenuhnya sistem daring.

"Kami memiliki aplikasi Simari ULM. Dosen juga dibebaskan berkreasi untuk menggunakan aplikasi lainnya dalam perkuliahan. Ada mungkin pola yang kita sesuaikan seperti kegiatan praktikum atau penelitian di laboratorium bisa diakomodir namun dengan standar yang sangat ketat mematuhi protokol kesehatan," jelasnya.

Kemudian opsi kedua yakni jika ada tren penurunan kasus COVID-19 namun belum sepenuhnya stabil, maka kampus dibuka sebagian alias semi perkuliahan tatap muka.

"Misalnya tatap muka harusnya 16 pertemuan hanya dilaksanakan 4 kali. Sisanya kuliah daring termasuk praktikum juga dikurangi," katanya.

Selanjutnya opsi ketiga penerapan normal baru sesuai ekspektasi, dimana kondisi cenderung stabil dengan penurunan kasus signifikan maka ULM siap membuka kampus lebih luas untuk seluruh kegiatan civitas akademika.

Meski begitu, Sutarto memastikan kondisi normal baru tetap tidak bisa disamakan dengan situasi sebelum adanya wabah COVID-19.Ada sejumlah kegiatan dimodifikasi sesuai protokol kesehatan. Dimana civitas akademika harus hidup berdampingan dengan COVID-19 yang belum sepenuhnya hilang.

"Misalnya untuk 2 SKS ada 100 menit maka untuk tatap muka hanya 50 menit sisanya kuliah daring atau belajar mandiri dan tugas-tugas terstruktur. Begitu juga untuk praktikum dan seminar hanya 50 persen saja. Karena jika melihat kondisi saat ini, prediksinya sampai akhir tahun masih bermasalah dengan COVID-19," tandasnya.

Baca juga: 8.346 orang mendaftar ULM melalui jalur SBMPTN