Tujuh nelayan hilang diduga terbawa arus

id Pandeglang,Tujuh nelayan hilang diduga terbawa arus,Basarnas Banten ,tujuh nelayan Teluk Labuan Pandeglang, Banten

Tujuh nelayan hilang diduga terbawa arus

Anggota Basarnas Banten bersiap melakukan pencarian korban KM Puspita Jaya di Teluk Labuan, Pandeglang, Banten, Selasa (23/6/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc.

Pandeglang (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banten memperkirakan tujuh nelayan Teluk Labuan Pandeglang, Banten, yang hilang di Selat Sunda terbawa arus ke pesisir Sumatera bagian barat karena hingga enam hari terakhir belum ditemukan.

"Berdasarkan arus gelombang saat terjadi kecelakaan KM Puspita Jaya yang ditumpangi 16 nelayan itu, arus gelombang mengarah ke pesisir Sumatera bagian barat," kata Kasubsi Operasional Basarnas Banten Heru di Pandeglang, Rabu.

Tim evakuasi Basarnas Banten sudah kembali melakukan penyisiran sekitar perairan Selat Sunda meliputi Pulau Panaitan, Pulau Rakata, Pulau Belimbing, Pulau Awan-awan dan Ujung Kulon.

Tim evakuasi gabungan yang melibatkan Basarnas Banten, Jakarta, Lampung, TNI AL, KSOP Banten dan Polairud Banten bekerja keras untuk menemukan tujuh nelayan Teluk Labuan Pandeglang yang hingga kini belum ditemukan.

Pencarian ketujuh nelayan tersebut difokuskan di sekitar perairan Selat Sunda berdasarkan laporan nelayan yang selamat.

Namun, diprakirakan ketujuh nelayan tersebut terbawa arus gelombang ke pesisir Sumatera bagian barat.

Sebab, cuaca saat kecelakaan KM Puspita Jaya itu terjadi arus gelombang cukup besar mengarah ke pesisir Sumatera bagian barat.

"Kami berharap tim evakuasi bisa mengoptimalkan di sekitar pesisir Sumatera bagian barat," katanya.

Menurut dia, pencarian nelayan Teluk Labuan Pandeglang yang hilang, selain melibatkan perahu RIB 02 juga melibatkan Kapal Wisnu dari Basarnas Jakarta.

Keberadaan kapal tersebut mampu menghadapi gelombang tinggi hingga enam sampai tujuh meter.

Karena itu, Basarnas Banten optimistis hari keenam pencarian tujuh nelayan bisa ditemukan dalam kondisi selamat.

"Kami berharap cuaca perairan Selat Sunda dan Sumatera bagian barat normal sehingga pencarian nelayan maksimal," ujarnya.

Ketujuh nelayan yang hilang itu adalah Jamal (25), Sancan (35), Rasmin (30), Kasirah (60), Suri (50), Boler (30) dan Joni (30).

"Semua nelayan itu warga Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang," katanya.

Sementara itu, Sanna (55), istri Kasirah yang menjadi korban kecelakaan laut di Perairan Selat Sunda mengatakan saat ini keluarga kebingungan setelah suaminya itu tak kunjung ditemukan padahal sudah enam hari pencarian berlangsung.

Meski demikian, dia tetap optimistis para nelayan itu bisa menyelamatkan diri.

Ia berharap suaminya bisa berenang dan berlindung di Pulau Panaitan atau Ujung Kulon.